Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Kebijakan Liquefied petroleum gas (LPG) atau elpiji subsidi tabung 3 kilogram (kg) yang tidak lagi dijual di tingkat pengecer terhitung sejak Sabtu (1/2/2025) lalu, ditanggapi santai oleh Ahmad Basuni (20).
Pedagang gas elpiji bersubsidi tiga kilogram eceran asal Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar ini mengatakan dirinya sudah membuka usaha toko kelontongnya ini sejak 8 bulan lalu.
Menurutnya, selama ini banyak yang membeli gas 3 kg yang dijualnya secara eceran.
"Selama berjualan eceran banyak yang beli dan antri," kata Ahmad, Senin (3/2/2025).
Meski demikian, ia mengaku tak mempermasalahkan dengan adanya kebijakan tersebut.
Pasalnya, dirinya mendapatkan pasokan gas elpiji bersubsidi tiga kilogram setiap saat oleh pihak pangkalan.
Baca juga: Efek Pengecer Dilarang Jual Elpiji 3Kg, Muncul Fenomena Warga Klaten Keliling Bawa Tabung Gas Kosong
Ia menjelaskan masih ada masyarakat yang menanyakan keberadaan tabung gas di tokonya.
Dia mengaku, menjual tabung gas elpiji bersubsidi tiga kilogram dengan harga Rp 20 ribu dan hanya diberikan stok 10 tabung.
"Tak masalah karena tidak fokus ke penjualan gas elpiji, selain itu, pengirim gas elpiji bersubsidi di sini tidak menentu, kalau ada di kirim, dan kami dapatkan gas itu kalau pangkalan ngirim keliling ke sini," kata dia.
(*)