TRIBUNSOLO.COM - Bagi masyarakat Solo dan sekitarnya, setiap Lebaran 2025 ada tradisi sungkeman.
Momen lebaran adalah salah satu waktu di mana keluarga, kerabat dan sahabat berkumpul dan menghabiskan momen bersama.
Di waktu lebaran, kita akan saling mengucapkan permintaan maaf jika selama ini terdapat banyak kesalahan ketika berucap, bersikap atau berperilaku dengan lawan bicara.
Baca juga: 5 Rekomendasi Tempat Bukber di Sukoharjo, Ada Menu Ayam Goreng Legendaris dan Seafood
Tak jarang ada yang mengucapkan 'minal aidzin wal faidzin' atau bahkan 'sugeng riyadi'.
Bagi masyarakat Jawa, ucapan 'sugeng riyadi' mungkin lumrah didengar saat lebaran.
Namun bagi mereka yang tinggal di luar Jawa mungkin bertanya-tanya maksud dari istilah ini.
Arti Sugeng Riyadi dalam Bahasa Jawa
Sebagaimana diketahui, ucapan Sugeng Riyadi berasal dari bahasa Jawa.
Dikutip dari TribunNews, arti Sugeng yaitu 'Selamat'
Sementara arti "Riyadin" atau "Riyadi" merujuk pada hari raya.
Baca juga: Gibran Berencana Mudik ke Solo saat Lebaran, Halal Bi Halal dengan Prabowo Dulu, Baru Sungkem Jokowi
Dari situ, dapat disimpulkan bahwa arti Sugeng Riyadi yaitu "Selamat Merayakan Hari Raya" atau "Selamat Hari Raya',
Ucapan ini biasa dijumpai ketika momen lebaran Idul Fitri.
Ucapan ini menjadi simbol persahabatan dan keakraban di antara orang-orang yang merayakan Lebaran bersama-sama.
Cara Menjawab Ucapan Sugeng Riyadi
Anda bisa menjawab dengan mengucapkan kata 'aamiin'
Atau juga menjawab "Matur nuwun ngaturaken sugeng riyadi, sedaya lepat nyuwun pangapunten."
Artinya yaitu "Terima kasih atas ucapan selamat hari raya, saya memohon maaf atas segala kesalahan."
Asal-usul Ucapan Sugeng Riyadi
Asal-usul penggunaan ungkapan ini diyakini sudah ada sejak awal penyebaran Islam di tanah Jawa.
Ketika itu, terdapat akulturasi antara budaya Jawa dan ajaran Islam, yang salah satunya tercermin dalam penggunaan bahasa untuk mengucapkan selamat hari raya.
(*)