Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Sudah berbulan-bulan lamanya, harga kelapa di Kabupaten Sragen mahal.
Di Pasar Bunder Sragen, per bijinya menyentuh harga Rp 14.000 - Rp 15.000.
Salah satu penjual kelapa, Mujiyono mengatakan kenaikan harga kelapa sudah terjadi sejak Januari 2025 lalu.
Setelah itu, harga kelapa terus mengalami kenaikan, bahkan saat lebaran lalu harganya menyentuh Rp 20.000.
"Sekarang jualnya masih Rp 15.000, harga itu baru saja, kemarin sebelum lebaran sama bulan Syawal masih Rp 17.000 sampai Rp 20.000," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (4/5/2025).
Harga kelapa sedikit turun, lantaran saat ini tidak banyak warga Sragen yang menggelar hajatan.
"Karena permintaan turun, daya beli turun, karena selama Bulan Syawal banyak acara, banyak hajatan, halal bihalal, sekarang nggak ada yang punya hajatan, permintaan berkurang," jelasnya.
Mujiyono mengatakan harga tersebut masih mahal, lantaran harga normal hanya Rp 7.000 - Rp 8.000.
"Biasanya waktu lebaran harga maksimal Rp 10.000, sekarang setelah lebaran Rp 15.000," ujar Mujiyono.
Mujiyono sendiri mulai berjualan kelapa di Pasar Bunder Sragen sejak tahun 2002.
Dan harga kelapa di tahun 2025 ini yang tertinggi selama ia berjualan.
Baca juga: Pabrik Briket di Kalijambe Sragen Jateng Terbakar, Hanguskan Bahan Baku Tumpukan Tempurung Kelapa
"Harga paling tinggi sepanjang sejarah, biasanya dari pengepul Rp 8.000 mentok, paling maksimal Rp 9.000, pas lebaran Rp 10.000 mentok, biasanya habis lebaran turun, langsung normal," terangnya.
"Dari pengepul harganya memang sudah tinggi," sambungnya.
Penjual lain, Marsini mengatakan saat ini, ia menjual kelapa Rp 14.000 per biji.
"Sudah sejak sebelum puasa itu sudah Rp 12.000, lebaran itu sampai Rp 20.000, kini turun sudah Rp 14.000," kata dia.
(*)