Ijazah Jokowi Digugat

Eks Rektor UGM Tarik Ucapan soal Ijazah Jokowi, Rismon Minta Netizen Tak Hujat Prof Sofian Effendi

Penulis: Tribun Network
Editor: Hanang Yuwono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dalam video wawancara sebelumnya, Sofian memaparkan sejumlah alasan yang membuatnya meragukan ijazah Jokowi.

Ia menyebutkan bahwa nilai akademik Jokowi di awal masa kuliah di Fakultas Kehutanan UGM terlalu rendah untuk bisa lanjut ke jenjang S1.

"IPK-nya tidak sampai dua. Kalau sistemnya benar, dia mestinya DO, hanya sampai sarjana muda," kata Sofian dalam video itu.

Lebih jauh, Sofian juga menuduh bahwa skripsi Jokowi tidak pernah diujikan dan isinya hanya menyalin pidato seorang dekan UGM.

Ia bahkan menyebut dugaan bahwa ijazah Jokowi adalah milik mendiang Hari Mulyono.

Baca juga: Dokter Tifa Dukung Prof Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Jokowi: Kebenaran Sudah Dikumandangkan

"Kabarnya dia pinjam ijazah Hari Mulyono. Dugaan saya, ijazah itu yang kemudian dipalsukan," ujar Sofian kala itu.

Namun, semua tuduhan itu kini telah dicabut secara resmi oleh Sofian melalui pernyataan tertulisnya.

Dilansir dari TribunJogja, Sofian membenarkan, Rismon Sianipar, ahli forensik digital dan alumni UGM yang akhir-akhir ini ramai karena mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi dan beberapa alumni UGM lain berkunjung ke rumahnya.

Mereka mengajak Sofian Effendi untuk melakukan telekonferensi dengan alumni lain yang tinggal di sejumlah kota berbeda membicarakan kebebasan akademik.

“Mereka hanya bilang, ini kita ngomong-ngomong dengan para alumni dari kota lain. Memang ada mantan murid saya dulu dari Aceh, kemudian Kalimantan yang berhubungan di situ. Itu pembicaraan orang dalam lah,” kata Sofian menjelaskan, Kamis (17/7/2025).

Baca juga: 5 Fakta Prof Sofian Effendi Cabut Pernyataan Terkait Ijazah Jokowi, Muncul Dugaan Upaya Pembungkaman

Sofian mengakui dirinya tidak tahu jika percakapan itu kemudian dibingkai untuk mengomentari isu ijazah palsu mantan Presiden Jokowi.

Selama percakapan dengan alumni, ia mengira bahwa obrolan itu berkaitan dengan ruang kebebasan akademik dan hanya diperuntukkan bagi internal, bukan publik.

“Saya tidak sadar itu akan dipublikasikan. Saya tidak menyangka akan dipublikasikan seperti itu. Omongan saya tidak pantas untuk diomongkan (ke publik),” beber dia.

Untuk itu, Sofian meminta maaf kepada semua pihak yang dia sebutkan di dalam video tersebut, tidak terkecuali Rektor UGM saat ini, Prof. Ova Emilia.


“Saya tidak ingin diadu dengan Prof. Ova. Itu tidak baik. Bagaimanapun, Saya adalah anggota organisasi UGM,” jelasnya.

Halaman
123

Berita Terkini