TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dikenal memiliki banyak umbul untuk wisata.
Salah satunya adalah Umbul Buto yang terletak di Desa Kedungan, Kecamatan Pedan.
Meski namanya terdengar mistis karena mengandung kata “buto” yang berarti raksasa dalam seni pewayangan, tempat ini justru dikenal sejuk dan teduh.
Baca juga: Asal-usul Sendang Songo di Slembi Boyolali, Dulu Pemandian Bangsawan dan Tempat Mencuci Pusaka
Umbul Buto berada di sisi utara desa, dikelilingi oleh perkampungan padat dan persawahan padi serta palawija
Kolam mata air ini memiliki ukuran sekitar 8x8 meter dengan kedalaman sekitar lima meter, dikelilingi dua pohon beringin besar dan tiga pohon gayam tua yang rindang, membuat sinar matahari sulit menembus ke dalam kolam.
Di dasar kolam, terdapat empat batu besar yang berbentuk patung kepala buto.
Konon katanya, patung-patung ini sudah ada sejak lama dan menjadi asal mula nama Umbul Buto.
Menurut kepercayaan warga sekitar, umbul ini dulunya airnya jernih dan melimpah hingga bisa digunakan untuk mandi dan pengairan sawah.
Baca juga: Asal-usul Sendang Getas di Jaten Karanganyar, Dulu Tempat Semedi Sebelum jadi Spot Memancing
Namun kini, airnya mulai menyusut dan kolam dipenuhi daun dan sampah kecil.
Dahulu juga konon pernah ada pentas tayub dengan gamelan yang kemudian dimasukkan ke dalam umbul agar airnya tidak meluap dan berubah menjadi laut.
Fungsi Umbuk Buto
Umbul Buto dulunya dimanfaatkan untuk irigasi pada masa penjajahan Belanda dan sampai kini masih berhubungan dengan dua mata air lain di utaranya, yaitu Umbul Cilik dan Umbul Gede.
Umbul Cilik kini digunakan untuk program penyediaan air minum dan sanitasi (Pamsimas).
Selain patung kepala buto, di dasar kolam juga ditemukan patung kepala burung, kepala gajah, dan kepala naga, meski sudah tidak utuh.
Baca juga: Asal-usul Rowo Jombor di Klaten Jateng, Dulu Perkampungan yang Sering Banjir
Saat musim kemarau, patung-patung tersebut mulai tampak karena air umbul menyusut.