Cuaca di Solo Raya

Sebagian Solo Raya Diguyur Hujan Padahal Masih Musim Kemarau, BMKG Ungkap Penyebabnya

Penulis: Tribun Network
Editor: Hanang Yuwono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENDUNG SEBELUM HUJAN - Cuaca di Kabupaten Sragen pada Senin (19/5/2025) siang, mulai mendung. Wilayah Solo Raya sebagian dilanda hujan, meskipun masih musim kemarau.

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Meski Indonesia telah memasuki puncak musim kemarau, cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut kondisi ini sebagai bagian dari fenomena kemarau basah, yang dipengaruhi oleh berbagai dinamika atmosfer global dan regional.

Dalam tiga hari terakhir, hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrem tercatat mengguyur beberapa wilayah:

  • Maluku: 205,3 mm/hari
  • Kalimantan Barat: 89,5 mm/hari
  • Jawa Tengah: 83 mm/hari
  • Jabodetabek: 121,8 mm/hari

Di Jawa Tengah, sebagian wilayah Solo Raya diguyur hujan dari intensitas ringan hingga sedang.

Padahal, secara klimatologis, Indonesia tengah berada pada puncak musim kemarau Agustus 2025.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Solo Hari Ini Selasa 5 Agustus 2025 : Hujan Ringan di Pagi Hari, Cerah Jelang Sore

“Fenomena ini dipengaruhi oleh dinamika atmosfer yang memberikan peran dalam pertumbuhan awan hujan,” tulis BMKG dalam keterangannya, Senin (4/8/2025) di laman resmi bmkg.go.id.

Fenomena Atmosfer Pemicu Hujan Ekstrem

BMKG mencatat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya cuaca ekstrem meski di musim kemarau, di antaranya:

Bibit Siklon Tropis 90S di barat daya Bengkulu yang memicu daerah konvergensi (perlambatan angin) di sepanjang Pulau Jawa dan Pesisir Barat Sumatra bagian selatan.

Kondisi suhu muka laut (SST) yang hangat di sejumlah perairan Indonesia, memperkaya uap air di atmosfer.

Aktivitas gelombang atmosfer seperti Mixed Rossby-Gravity dan Low-Frequency yang memperkuat pertumbuhan awan hujan.

Baca juga: 5 Rekomendasi Wisata Alam di Sukoharjo Jateng yang Sajikan View Indah, Nikmati Suasana Pegunungan

Kemarau Basah: Musim Kering, Tapi Masih Basah

Menurut BMKG, sebagian wilayah Indonesia saat ini mengalami kemarau basah, yakni kondisi di mana hujan tetap turun meski sudah masuk musim kemarau.

Fenomena ini diprediksi akan berlangsung hingga Agustus 2025, disusul masa transisi (pancaroba) pada September–November, dan awal musim hujan diperkirakan mulai Desember 2025 hingga Februari 2026.

Faktor-faktor pemicu kemarau basah meliputi:

  • Angin monsun yang aktif
  • Suhu muka laut hangat di sekitar wilayah Indonesia
  • Fenomena La Nina yang menuju fase netral
  • Indian Ocean Dipole (IOD) negatif, yang meningkatkan potensi hujan di kawasan barat Indonesia

BMKG menjelaskan bahwa musim kemarau tahun ini datang normal atau sedikit lebih lambat di 409 Zona Musim (ZOM), namun sebagian besar wilayah tetap mengalami curah hujan kategori normal hingga di atas normal.

Halaman
12

Berita Terkini