Sebelum resmi diluncurkan, uji coba program telah dilakukan pada Sabtu, 11 Januari 2025 di SDN 3 Sragen.
Uji coba ini menguji kelayakan proses mulai dari pengadaan bahan, pengolahan, hingga distribusi makanan.
Sebanyak 321 paket makanan bergizi dibagikan saat uji coba tersebut.
Rentetan Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis Terjadi di Soloraya Sepanjang 2025
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah kembali menjadi sorotan setelah beberapa kali memicu kasus dugaan keracunan massal di wilayah Soloraya sepanjang 2025.
Data yang dihimpun menunjukkan setidaknya tiga insiden besar terjadi di Sukoharjo, Karanganyar, dan Sragen dengan ratusan siswa terdampak.
Baca juga: Awal Mula Guru Ikut Jadi Korban Keracunan Menu MBG di Sragen, Boleh Santap Jatah Siswa Tak Masuk
Kasus terbaru terjadi di Gemolong, Sragen, pada Senin (11/8/2025). Sekitar 100 siswa SD dan SMP mengalami gejala mual, pusing, dan diare setelah menyantap menu MBG di sekolah.
Meski kondisi mereka tergolong ringan, Dinas Kesehatan Sragen menyiapkan posko kesehatan 24 jam di Puskesmas Gemolong untuk memantau perkembangan.
Polsek, Dinkes, dan Pemkab Sragen turut menangani insiden tersebut secara cepat.
Sebelumnya, pada April–Mei 2025, delapan siswa di Gondangrejo, Karanganyar, juga mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu soto ayam dan ayam suir.
Hasil laboratorium menunjukkan makanan terpapar mikroorganisme berbahaya akibat disiapkan sejak malam dan disajikan terlambat pada pagi hari.
Korban mendapat perawatan di Puskesmas Gondangrejo, sementara pemerintah daerah memperketat SOP pengelolaan MBG melalui pelatihan juru masak oleh BPOM dan Badan Gizi Nasional.
Insiden pertama di tahun ini tercatat pada 16 Januari 2025 di Sukoharjo.
Puluhan siswa mengalami mual, pusing, dan muntah setelah menyantap ayam tepung, sayur, buah naga, dan susu dalam program MBG.
Badan Gizi Nasional mengungkapkan penyebab keracunan adalah kesalahan teknis pengolahan ayam yang kurang matang.