Wanita Tewas Bersimbah Darah di Wonogiri

Sempat Menghilang, Anak Korban Dugaan Pembunuhan di Wonogiri Ditemukan di Semak-semak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TEWAS BERSIMBAH DARAH - TKP ibu rumah tangga di Manyaran, Wonogiri yang ditemukan tewas tergeletak bersimbah darah, Kamis (14/8/2025). Ada dugaan di kalangan warga, korban dihabisi anakmya sendiri.

Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Dwi Utomo, anak korban dugaan pembunuhan Semi Rahayu (61) warga Dusun Mendongan, Desa Karanglor, Kecamatan Manyaran ditemukan, Jumat (15/8/2025).

Ia diketahui sempat menghilang saat warga menemukan ibunya sudah tak bernyawa di rumahnya sendiri pada Kamis (14/8/2025).

Kades Karanglor, Sumardi, menjelaskan Dwi Utomo ditemukan bersembunyi di sebuah semak-semak yang berada tak jauh dari rumahnya.

"Betul sudah ditemukan. Diamankan sekira pukul 01.30," katanya.

Menurut dia usai Dwi Utomo menghilang, warga dan polisi sempat mencarinya.

Dwi Utomo kemudian baru ditemukan pada Jumat dini hari di semak bekas galian di dusun setempat.

"Agak ke selatan dari rumahnya. Ternyata ngumpet di semak-semak. Lokasinya masih di Dusun Mendongan," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang perempuan bernama Semi Rahayu (61) warga Dusun Mendongan, Desa Karanglor, Kecamatan Manyaran Wonogiri ditemukan meninggal dunia di rumahnya, Kamis (14/8/2025).

Korban tinggal di rumah bersama suami bernama Tarsiman dan anak Dwi Utomo.

Kondisi suami korban memiliki penyakit stroke sejak lama.

Sementara itu, anak korban dikenal sempat mengalami stress beberapa tahun lalu.

Saat korban ditemukan, keberadaan Dwi Utomo tidak diketahui.

Tewas Bersimbah Darah

Tewasnya Semi Rahayu (61) di Dusun Mendongan, Desa Karanglor, Kecamatan Manyaran, Wonogiri masih menjadi misteri. 

Tidak diketahui apa yang menyebabkan Semi tewas bersimbah darah. 

Temuan ini pada Kamis (15/8/2025) malam. 

Kejadian ini dibenarkan Ketua RT setempat, Joko Triyanto.

Baca juga: Kriminolog Duga Diplomat yang Ditemukan Tewas di Kosan Korban Pembunuhan: Pelaku Bisa Jadi Dikenal

Dijelaskan Joko, selama ini Semi Rahayu tinggal bersama suaminya Tarsiman dan anaknya Dwi Utomo.

Hanya saja, kondisi suaminya memiliki penyakit stroke sejak lama.

Sementara itu, anak korban yakni Dwi Utomo diketahui pernah menderita stres sejak lama.

Namun Ketua RT tak mengetahui secara pasti apa penyebabnya.

Saat korban ditemukan, anak korban tak diketahui keberadaannya.

Warga tidak ada yang mengetahui dimana anak korban.

Kronologi Temuan Mayat

Temuan ini berawal dari laporan warga bahwa lampu di rumah korban belum dinyalakan padahal waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB.

Karena curiga dan merasa ada yang janggal, ia langsung menuju ke rumah itu.

Sesampainya di rumah korban, ia sempat memanggil dari luar, namun tak ada jawaban dari dalam rumah.

Ia kemudian mengajak warga lain untuk masuk ke dalam.

Korban ditemukan tergeletak tak bernyawa di rumah tersebut.

"Posisinya tengkurap. Ada darah. Saya langsung yakin itu Mbak Semi. Di ruang tengah," jelas Joko Triyanto, Kamis (15/8/2025) malam.

Baca juga: Awal Mula Kasus Mayat Dicor di Wonogiri Terkuak, Saksi Lihat Korban Mampir ke Rumah Orang Tua Pelaku

Melihat hal itu, ia langsung melaporkan hal itu ke kadus setempat dan diteruskan ke kepolisian.

Berdasarkan informasi, terdapat luka akibat benda tajam pada tubuh korban.

Ada dugaan di kalangan warga, korban dihabisi anaknya sendiri.

"Tadi ada warga yang tahu kok dia (Dwi) malah tanya arah ke Dusun Mendongan," ujarnya.

Daftar Kasus Pembunuhan Lain yang Terjadi di Wonogiri

1. Pembunuhan Berantai oleh Sarmo

Sarmo, warga Kecamatan Girimarto, ditangkap atas kasus pembunuhan berantai terhadap empat orang—Agung Santoso (2021), Sunaryo (2022), Katiyani, dan Sudimo—dengan cara diracun atau dicekik. 

Kasus ini mencuat setelah polisi melakukan penggerebekan terhadap Sarmo karena kasus pencurian, lalu menemukan jasad korban tersembunyi di lahan penggergajian kayu.

Sarmo, pembunuh berantai di Wonogiri (berbaju orange), yang dihadirkan saat jumpa pers yang dilangsungkan di Mapolres Wonogiri, Sabtu (9/12/2023). (TribunSolo.com / Erlangga Bima)

Sarmo membunuh karena masalah utang serta perselisihan dalam usaha.

Jasad salah satu korban dikubur di bawah tempat tidur pelaku. Demi menghindari jejak dan bau dari mayat, ia menyiram solar di bawah papan ranjang.

Meski beberapa kasus ini terjadi sebelum 2024, kasusnya baru terungkap akhir tahun 2023 dan terus diusut pada 2024, sehingga menjadi sorotan utama periode ini.
 
2. Kasus Pembunuhan Dwi Hastuti — Mayat Dicor (Feb–Mei 2025)

Dwi Hastuti (48), warga Desa Baturetno, sempat dilaporkan hilang pada 14 Februari 2025.

DIPERIKSA POLISI - J (34) pembunuh wanita yang jasadnya ditemukan terkubur dan ditimpa cor di Ngadirojo, Wonogiri. J mengaku alasannya membunuh korban adalah karena tak bisa menyanggupi permintaan korban yang mengajaknya menikah. Keduanya memang sempat menjalin asmara. (TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti)

Setelah penyelidikan, jasadnya ditemukan pada 1 Mei 2025 terkubur di halaman rumah orang tua pelaku di Dusun Brubuh, Desa Ngadirojo Lor, dan 'dicor' dengan semen untuk menyembunyikan jejak. 

Modus pembunuhan dipicu konflik asmara.

Korban meminta pelaku menikahinya, tetapi penolakan karena pelaku telah berkeluarga memicu cekcok hingga Dwi meninggal setelah dicekik.

Kasatreskrim Polres Wonogiri menyatakan ini merupakan tindak pidana perencanaan, sebab motif dan intensinya sudah muncul sejak sehari sebelum insiden terjadi.

Bahkan orang tua pelaku mengetahui tindakan keji pelaku dan fakta bahwa korban dikuburkan di belakang rumah mereka. Sehingga kini ayah pelaku juga menjadi tersangka. (*)

Berita Terkini