Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Insiden kecelakaan maut terjadi di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri, Wonogiri pada Sabtu (16/8/2025).
KA Batara Kresna bertabrakan dengan Toyota Agya pada Sabtu siang.
Dua orang penumpang mobil meninggal dunia sementara empat lainnya masih menjalani perawatan akibat tabrakan itu.
Pantauan di perlintasan lokasi tabrakan pada Senin (18/8/2025) siang, belum ada rambu tambahan maupun penjaga di perlintasan itu.
Di lokasi masih ada tanda olah tempat kejadian perkara (TKP) dari kepolisian.
Selain itu, goresan tabrakan juga masih berbekas di TKP.
Kades Gemantar, Sunarno, membenarkan bahwa usai ada insiden itu belum ada pemasangan rambu maupun palang pintu dari pihak terkait.
Meski begitu, dalam waktu dekat pihak desa dan instansi terkait akan membahas pengamanan perlintasan tanpa palang pintu itu.
"Kami akan membahas bersama pihak terkait, seperti Dishub, KAI maupun kepolisian," kata Sumarno, Senin (18/8/2025).
Pihaknya berharap di perlintasan tanpa palang itu bisa diberikan pengamanan seperti pita kejut maupun palang dan penjaganya, agar kejadian tidak terulang lagi.
"Sebenarnya warga disini sudah hafal jam kereta melintas. Sehari empat kali melintas, dari arah Sukoharjo (utara) dua kali, dari arah Wonogiri (selatan) juga dua kali. Pagi dan siang," ujar Sumarno.
2 Orang Tewas
Dua orang tewas dalam insiden tabrakan KA Batara Kresna dengan mobil Toyota Agya di perlintasan tanpa palang pintu yang berada di Dusun Ngaliyan, Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri, Sabtu (16/8/2025).
Baca juga: KA Batara Kresna vs Agya di Wonogiri, Perjalanan QS ke Solo Temani Ibu Beli Kerudung Berakhir Maut
Kasatlantas Polres Wonogiri, AKP Subroto, menyebut korban meninggal dunia adalah MR perempuan berusia 34 tahun yang duduk di bangku belakang bagian kanan.
Korban mengalami luka berat pada bagian kepala.
Subroto menjelaskan mobil Toyota Agya merah berplat nomor T 1759 GP itu ditumpangi enam orang termasuk pengemudi.
"Di mobil ada empat orang dewasa dan dua anak," kata Subroto, Sabtu (16/8/2025).
Saat itu, posisi duduk korban berada di kursi penumpang bagian kanan belakang, atau sisi yang berbenturan langsung dengan kereta.
"Lima orang lain menjadi korban luka-luka. Sudah dirujuk ke rumah sakit," ujar Subroto.
Selain MR, korban tewas lainnya adalah QS (7). Niat hati sekadar menemani sang ibu membeli kerudung ke Solo, QS (7) justru pulang dalam keadaan terbujur kaku.
Perjalanan sederhana itu berubah menjadi duka mendalam bagi keluarga besar di Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri, Wonogiri.
QS, siswi kelas 1 SD yang dikenal pintar dan berprestasi, meninggal dunia setelah menjadi korban tabrakan maut antara KA Batara Kresna dan sebuah Toyota Agya di perlintasan tanpa palang pintu, Sabtu (16/8/2025).
Paman korban, Dwi Hananto, mengatakan sang keponakan semula ikut rombongan mobil bersama ibunya, Tri Lestari, untuk membeli kerudung di Solo sebagai persiapan acara HUT ke-80 RI.
"Ke Solo mau beli kerudung dalam rangka 17-an begitu," ungkap Dwi kepada TribunSolo.com, Senin (18/8/2025).
Di dalam mobil yang ditumpangi enam orang itu, QS duduk di pangkuan ibunya di jok belakang sebelah kiri.
Namun nahas, ketika mobil menyeberang rel, kereta Batara Kresna melintas dari utara ke selatan. Tabrakan tak terhindarkan, mobil bahkan sempat terseret sejauh 34 meter.
"Di dalam mobil itu dek Q bersama ibunya, dipangku ibunya," jelas Dwi dengan suara berat.
Baca juga: Korban Tewas Agya vs KA Batara Kresna di Wonogiri Bertambah, Penumpang Anak-anak Berusia 7 Tahun
Akibat benturan keras, QS mengalami luka parah di kepala. Ia sempat mendapat perawatan intensif di RS dr Moewardi Solo, sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Sabtu malam pukul 22.00 WIB.
Jenazah QS dimakamkan sehari setelahnya, Minggu (17/8/2025), di pemakaman desa setempat.
Sang ibu, Tri Lestari, hingga kini masih dirawat intensif di rumah sakit. Sementara keluarga di rumah masih sulit menerima kenyataan.
Nenek korban, Marmi, tak kuasa menahan air mata ketika menceritakan sosok cucunya yang periang. Ia masih mengingat jelas bagaimana QS berpamitan sebelum berangkat.
Baca juga: 5 Fakta Terbaru Kecelakaan KA Batara Kresna Tabrak Mobil di Wonogiri, Korban Dikenal Berprestasi
"Baru pulang sekolah, tanya ibunya mau kemana, ibunya jawab ada deh dan bilang salim sama mbah uti," tutur Marmi, berlinang air mata.
Ia mengenang QS sebagai anak yang pintar, rajin, dan selalu membanggakan keluarga dengan prestasinya di sekolah.
"Pinter mas anaknya, ikut lomba juara, pialanya banyak," ucap Marmi lirih.
Sementara itu, empat korban luka-luka lain diantaranya adalah Marino Susanto (56) sebagai pengemudi, Sri Handayani (44), Tri Lestari (31), dan Aquila (5).
Mengenal KA Batara Kresna
KA Batara Kresna adalah layanan kereta api komuter dengan subsidi perintis (sebelumnya menggunakan sarana railbus) milik PT Kereta Api Indonesia yang beroperasi di rute Solo Purwosari-Wonogiri dan merupakan proyek kerja sama antara Kementerian Perhubungan dengan PT KAI.
Layanan yang aslinya merupakan bus rel ini menjadi bus rel kedua di Indonesia setelah bus rel Kertalaya di Sumatera Selatan dan menjadi bus rel terakhir yang beroperasi di Indonesia.
Asal-usul Namanya
Nama Batara Kresna diambil dari tokoh Mahabharata, Krishna atau Kresna yang bertugas menyelamatkan dunia dan menegakkan kebenaran setelah perang di Kurukshetra.
Karakteristik tokoh tersebut kemudian dilekatkan pada bus rel ini sehingga menumbuhkan kebanggaan bagi setiap penumpangnya.
Sejarah
Bus rel ini diperkenalkan kepada publik pada tanggal 26 Juli 2011 dan diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI Freddy Numberi di Solo bersama dengan bus bertingkat pariwisata Werkudara.
Bus rel ini mulai beroperasi pada tanggal 5 Agustus 2012 dengan rute Sukoharjo-Solo Purwosari-Yogyakarta Tugu.
Karena ada jembatan kereta api yang sedang diperkuat antara Stasiun Pasarnguter-Stasiun Wonogiri, untuk sementara bus rel ini hanya sampai Stasiun Sukoharjo.
Bus rel ini berhenti beroperasi pada sekitar awal tahun 2013, setelah mangkrak sejak Oktober 2012 karena generator rangkaian bus rel yang sering rusak.
Bus rel ini dibawa ke pabrik PT Inka di Madiun untuk diperbaiki.
Hingga 2015 bus rel ini hanya dikandangkan di depo lokomotif Solo Balapan, sampai pada akhirnya PT KAI memutuskan untuk mengoperasikan kembali bus rel ini.
Saat ini bus rel telah beroperasi kembali dengan rute Purwosari-Wonogiri pp dengan rute trayek dua kali sehari.
Tanggal 4 Desember 2014, bus rel ini kembali diujicobakan oleh PT KAI dan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kota Surakarta.
Memasuki bulan Maret 2015, kembali diumumkan bahwa bus rel akan diluncurkan kembali pada tanggal 11 Maret 2015, dengan operasional untuk umum dimulai pada tanggal 12 Maret 2015.
Bus rel ini secara resmi beroperasi kembali setelah diresmikan oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pada tanggal 11 Maret 2015 di Stasiun Purwosari.
Baca juga: Nasib Petugas Palang Pintu saat Mobil Tertabrak KA Batara Kresna di Sukoharjo, Diamankan Polisi
Karena adanya gangguan operasional pada bulan Juni 2015, rangkaian bus rel ini untuk sementara tidak beroperasi dan berada di depo.
Merespons hal tersebut, PT KAI Daop VI Yogyakarta menyiasati perjalanan kereta api ini menggunakan rangkaian cadangan kereta api Prambanan Ekspres berbasis KRD MCW 302 yang mana berjalan dua pekan untuk menunggu selesainya perbaikan.
Dengan selesainya perbaikan, semenjak Juli 2015 hingga saat ini bus rel beroperasi dengan rangkaian aslinya.
Keunikan selain melintasi rel di Jalan Slamet Riyadi, kereta ini terkadang memanfaatkan rangkaian cadangan Prameks seperti KRDI dan KRD MCW 302 dikarenakan rangkaian bus rel yang membutuhkan perawatan lebih mengingat medan yang ditempuh.
Mulai akhir Juni 2019, KRD MCW 302 yang sebelumnya menjadi cadangan layanan ini telah ditarik kembali untuk pembuatan Kereta Inspeksi bersama dengan KRD MCW 302 dari Surabaya.
Sekarang, apabila rangkaian asli layanan ini mengalami kerusakan, maka layanan KA ini digantikan dengan cadangan armada KA BIAS.
Sehubungan dengan keinginan KAI untuk mempersingkat waktu tempuh dan juga selesainya peningkatan prasarana perkeretaapian di rute Solo Kota–Wonogiri, bus rel Batara Kresna akhirnya digantikan oleh KRD MCW 302 pindahan dari kereta api Kedung Sepur sejak 1 Februari 2025.
Deretan Kecelakaan KA Batara Kresna di Solo Raya Sepanjang 2025
Sepanjang tahun 2025, rangkaian Kereta Api (KA) Batara Kresna yang melayani rute Solo–Wonogiri tercatat beberapa kali terlibat kecelakaan lalu lintas di kawasan Solo Raya.
Meski sebagian insiden hanya menyebabkan kerugian materi, ada pula peristiwa tragis yang menelan korban jiwa.
- Pikap Tertabrak di Sukoharjo
Kasus pertama terjadi pada 23 Februari 2025 di perlintasan Pandeyan, Sukoharjo. Sebuah mobil pikap dengan nomor polisi AD 1780 ZC tertabrak KA Batara Kresna hingga terguling.
Pengemudi mengalami luka ringan, sementara kereta tetap bisa melanjutkan perjalanan.
- Mobil Tertabrak di Jalan Slamet Riyadi Solo
Beberapa hari kemudian, tepatnya pada 28 Februari 2025, sebuah mobil kembali tertabrak Batara Kresna di jalur rel Jalan Slamet Riyadi, Solo. Kendaraan itu diketahui menyeberang meski kereta sudah membunyikan klakson.
Tidak ada korban jiwa, kereta hanya mengalami lecet dan perjalanan sempat tertunda 30 menit sebelum kembali berjalan.
- Kecelakaan Maut di Gayam, Sukoharjo
Insiden paling fatal terjadi pada 26 Maret 2025 di perlintasan Gayam, Sukoharjo. Sebuah mobil Daihatsu Sigra berisi tujuh penumpang—sebagian merupakan pemudik dari Jakarta—ditabrak Batara Kresna.
Empat orang meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka.
Investigasi kepolisian menyebut kecelakaan itu dipicu dugaan kelalaian petugas palang pintu yang terlambat menutup akses perlintasan. Petugas tersebut kemudian ditetapkan sebagai tersangka pada April 2025.
Peristiwa ini memunculkan sorotan serius terhadap keamanan perlintasan kereta api tanpa palang di Solo Raya.
- Pengemudi Gocar Terseret 15 Meter
Terakhir, pada 17 Juli 2025, sebuah mobil Gocar tertabrak Batara Kresna di kawasan simpang empat Sangkrah, Solo. Kendaraan terseret sejauh 15 meter, namun beruntung pengemudi hanya mengalami syok tanpa luka serius.
Polisi menduga pengemudi sedang menelepon dan dalam kondisi mengantuk saat melintasi rel.
(*)