Pencabulan Anak di Solo

Kasus Predator Seksual di Banjarsari Buat Status Kota Layak Anak Solo yang Turun Makin Disorot

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PELAKU PENCABULAN - Ilustrasi penangkapan pelaku pelecehan seksual di sebuah perusahaan di kawasan Ancol, Selasa (2/3/2021). Seorang predator seksual berinisial AI (57) ditangkap pihak kepolisian pada Kamis (14/8/2025) di Kecamatan Banjarsari, Solo. Kasusnya membuat status Pra-Kota Layak Anak Kota Solo yang turun dari Utama menjadi Nindya pun makin disorot.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Terungkapnya aksi predator seksual di Banjarsari menambah panjang daftar kekerasan seksual pada anak di Kota Solo.

Status Pra-Kota Layak Anak Kota Solo yang turun dari Utama menjadi Nindya pun makin disorot.

Manager Divisi Pencegahan Penanganan Kekerasan Berbasis Masyarakat SPEK-HAM, Fitri Haryani mengungkapkan mestinya Pemerintah Kota Solo melakukan refleksi bagaimana penurunan status bisa terjadi. Apalagi kasus kekerasan seksual pada anak masih terus terjadi di Kota Solo.

“Ini juga bisa menjadi catatan. Kemudian salah satu bagian misalnya berkaitan dengan soal kasus kekerasan seksual yang pada anak juga cukup meningkat. Nah, ini kan juga bisa menjadi salah satu indikator ya berkaitan berkaitan dengan soal kota layak anak tersebut,” jelas Fitri, kepada TribunSolo.com, Selasa (19/8/2025).

Baca juga: Perilaku Predator Seksual di Banjarsari Solo : Introvert, Keluar Hanya Saat Salat Jumat

Bahkan dalam dua bulan terakhir sudah ada 3 kasus kekerasan seksual pada anak yang sudah terjadi di Kota Solo.

Kasus kekerasan seksual menjadi yang paling tinggi di antara kasus kekerasan lain yang terjadi pada anak.

“Kalau di kami sebenarnya cukup meningkat ya. Cukup meningkat itu artinya dalam bulan Juni-Juli kemarin saja kami sudah menemukan 3 kasus begitu yang dialami oleh korban gitu terus kemudian sebelumnya itu juga. Kalau di grade ya antara kekerasan dalam rumah tangga gitu kan terus kemudian kasus kekerasan pada anak itu yang tertinggi adalah kekerasan seksual,” terang Fitri.

Jika dilihat dari tahun ke tahun, menurut Fitri kasus kekerasan seksual di Solo mengalami peningkatan. Sebagian di antaranya korbannya masih berusia anak.

Baca juga: Kesaksian Ibu Korban Predator Seksual di Solo : Hati Hancur Lihat Organ Vital Anak Sobek

“Rata-rata itu dalam satu tahun begitu ya itu ada 8 (2022), 10 (2023), 14 (2024) kasus yang kemudian kami terima berkaitan dengan kasus kekerasan seksual. Tapi kalau berkaitan dengan kasus kekerasan seksual anak kami memang mengalami peningkatan ya. Tapi karena kefokusan kami itu adalah anak perempuan begitu kan yang kemudian tidak seluruhnya itu kami tangani, kalau berkaitan dengan soal anak yang secara khusus itu setahun ada 2-3 kasus (anak) begitu dari 14 kasus (pada tahun 2024),” jelas Fitri.

Menurutnya, dengan peningkatan kasus kekerasan seksual pada anak, hal ini menjadi perhatian khusus pemerintah.

Apalagi banyak aspek lain dalam penilaian Kota Layak Anak yang juga mengalami penurunan.

“Semestinya kan harus refleksi pemerintah kota sendiri jangan terlena terkait dengan soal ini ya berkaitan dengan soal apresiasi yang diberikan berkaitan dengan soal kota layak anak. Karena mempertahankan itu sangat penting gitu kan bagaimana justru dalam mempertahankan itu kan harus meningkatkan berkaitan dengan soal program anggarannya begitu kan terus kemudian beberapa aktivitas kegiatan begitu. Kalau kemudian dirasa ada beberapa hal yang kemudian misalnya berkaitan dengan soal penurunan dalam proses penganggaran kegiatan yang ada atau terkait dengan uh konsep itu yang kemudian melemah,” jelasnya.

Seorang predator seksual berinisial AI (57) ditangkap pihak kepolisian pada Kamis (14/8/2025) di Kecamatan Banjarsari.

Kasus ini terungkap setelah orang tua korban, R mendapat cerita dari keponakannya yang bercerita aksi bejat pelaku kepada anaknya.

Halaman
123

Berita Terkini