Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Sukoharjo

Asal-usul Sambel Tumpang, Kuliner yang Masih Banyak Dijual di Kawasan Solo Raya

Kuliner di Solo Raya yang masih eksis bernama sambel tumpang. Kuliner ini banyak dijumpai di pedesaan dan pasar tradisional.

Tribun Solo / Tri Widodo
REKOMENDASI KULINER. Seporsi Sego Jagung Sambel Tumpang Bu Warsiti di Dukuh Sidodadi, Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali. 

TRIBUNSOLO.COM - Keberadaan sambel tumpang masih eksis sampai saat ini. 

Khususnya di kawasan Solo Raya

Kawasan Solo Raya terdiri dari Solo, Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Boyolali, Karanganyar, Sragen. 

Sambel tumpang ada menu sederhana yang terbuat dari tempe yang nyaris busuk. 

Aroma dari kuliner ini khas. 

Keberadaan sambel tumbang disebut sudah ada sejak zaman kerajaan Jawa kuno, seperti Mataram dan Majapahit.

Biasanya sambel tumpang disajikan bersama nasi hangat, sayuran rebus seperti  bayam, kecambah, atau kacang panjang ditambah lauk tahu, tempe, kerupuk, hingga peyek.

Baca juga: Sejarah Nasi Jagung Sambal Tumpang Warsiti : Kuliner Legendaris Boyolali Lebih dari Dua Dekade

Salah satu warga Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo Indiah mengatakan, menu sambel tumpang banyak dijual di sekitar rumahnya. 

Menu ini termasuk murah meriah. 

Bahkan satu bungkusnya dijual Rp5000. Biasanya dimakan dengan gorengan seperti tempe, tahu susur, dan kerupuk. 

"Harganya terjangkau," kata dia. 

Dia menyebutkan, sambel tumpang biasanya disantap saat pagi hari untuk sarapan. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved