Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Guru Injak Siswa di Boyolali

Keluarga Ungkap Pengakuan Mengejutkan Guru SMA Cepogo Boyolali yang Injak Siswa : Ada Setan Lewat

Dugaan tindakan kekerasan oleh guru terhadap siswa terjadi di SMA Negeri Cepogo, Boyolali, pada akhir Agustus lalu.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Putradi Pamungkas
TribunSolo.com/Tri Widodo
DUGAAN KEKERASAN - Suasana SMA Negeri Cepogo. Dugaan tindakan kekerasan oleh guru terhadap siswa terjadi di SMA Negeri Cepogo, Boyolali, pada akhir Agustus lalu. Insiden tersebut melibatkan tiga siswa yang tertidur tengkurap saat jam pelajaran, dan salah satunya mengaku telah diinjak oleh guru berinisial H. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Warga Dukuh Sengon, Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo mengungkap isi pertemuan dengan guru SMA Negeri Cepogo yang melakukan aksi kekerasan terhadap muridnya sendiri.

Seperti diketahui, puluhan warga Dukuh Sengon, Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, Boyolali, mendatangi SMA Negeri Cepogo beberapa waktu lalu. 

Aksi spontan ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap salah satu siswa asal Sengon yang mengalami perlakuan tidak pantas dari seorang guru.

Insiden bermula saat siswa tersebut tertidur di dalam kelas, lalu diduga diinjak oleh guru berinisial H.

Kejadian ini memicu kemarahan warga, yang kemudian berbondong-bondong mendatangi sekolah tanpa koordinasi formal.

Nanang Wiyono, tokoh masyarakat sekaligus kerabat korban, mengungkapkan bahwa tujuan awal kedatangannya hanya untuk mengklarifikasi langsung kepada pihak sekolah dan guru yang bersangkutan.

“Dari awal jelas, cuma pengen klarifikasi. Dan pengennya bertemu dengan guru yang bersangkutan langsung,” ujar Nanang, saat ditemui Rabu (24/9/2025).

DUGAAN KEKERASAN - Suasana SMA Negeri Cepogo. Dugaan tindakan kekerasan oleh guru terhadap siswa terjadi di SMA Negeri Cepogo, Boyolali, pada akhir Agustus lalu. Insiden tersebut melibatkan tiga siswa yang tertidur tengkurap saat jam pelajaran, dan salah satunya mengaku telah diinjak oleh guru berinisial H.
DUGAAN KEKERASAN - Suasana SMA Negeri Cepogo. Dugaan tindakan kekerasan oleh guru terhadap siswa terjadi di SMA Negeri Cepogo, Boyolali, pada akhir Agustus lalu. Insiden tersebut melibatkan tiga siswa yang tertidur tengkurap saat jam pelajaran, dan salah satunya mengaku telah diinjak oleh guru berinisial H. (TribunSolo.com/Tri Widodo)

Nanang mengaku mendengar pengakuan dari siswa bahwa ia mengalami kesakitan hingga kejang-kejang akibat insiden tersebut. 

Ia pun merasa perlu mendengar penjelasan dari guru H secara langsung agar tidak hanya mendengar dari satu pihak.

Setelah diizinkan, perwakilan warga akhirnya bertemu dengan pihak sekolah dan guru H.

Dalam pertemuan itu, terungkap bahwa siswa tersebut sempat menginjak tiga siswa lain, salah satunya adalah keponakan guru H.

“Gurunya itu intinya minta maaf, merasa kliru dan bersalah,” kata Nanang.

Nanang mengaku terkejut dengan pengakuan guru H yang menyatakan tidak sadar atas tindakannya.

“(Guru H) Bilangnya, ga tau ada setan lewat apa ko saya bisa melakukan seperti itu,” ungkap Nanang.

“Intinya merasa kliru dan bersalah,” pungkasnya.

Baca juga: Guru H Resmi Dicopot dan Tak Lagi Mengajar di SMA Cepogo Boyolali Usai Injak 3 Siswanya

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMA Negeri Cepogo, Djoko Heriyanto, membenarkan adanya dugaan kekerasan tersebut.

Ia menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang terjadi dan menegaskan bahwa tindakan guru tersebut tidak sesuai dengan kebijakan sekolah.

Djoko menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Rabu, 27 Agustus 2025.

Saat itu, tiga siswa ditemukan tidur tengkurap di lantai kelas.

Ketika dibangunkan, mereka tidak segera merespons.

Guru yang bersangkutan kemudian mendekati mereka dan berjalan sambil menginjak tubuh ketiga siswa.

Djoko mengira masalah telah selesai setelah kunjungan dan kehadiran siswa kembali ke sekolah, yang berjarak kurang lebih 40 kilometer atau 1 jam berkendara dari kota Solo tersebut.

Namun, beberapa hari kemudian, warga menyampaikan keinginan untuk bertemu pihak sekolah.

Pertemuan pun dilakukan.

Dalam pertemuan tersebut, warga meminta agar sekolah mengambil sikap tegas.

Menanggapi hal itu, pihak sekolah langsung mengembalikan guru tersebut ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved