Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Makan Bergizi Gratis di Karanganyar

Ada 12 Pelajar di Karanganyar Dirawat di Rumah Sakit Diduga Keracunan MBG, Satgas Tunggu Hasil Lab

Diketahui sebanyak 12 anak di Karanganyar menjalani rawat inap, ini diduga setelah menyantap MBG. Namun, hasil pasti menunggu hasil laboratorium.

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
TUTUP SEMENTARA. Penampakan SPPG di Karanganyar yang diduga menjadi penyebab para pelajar muntah-muntah dan diare. Ada dari siswa tersebut yang dilarikan ke rumah sakit, Selasa (7/10/2025). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto 

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Ratusan pelajar di Kabupaten Karanganyar mengeluh sakit perut dan pusing, diduga akibat keracunan makanan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sebanyak 12 pelajar di antaranya harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar mencatat ada sekitar 168 anak yang mengalami gejala seperti sakit perut dan pusing.

Sementara itu, data dari Satgas MBG Karanganyar menunjukkan ada 12 anak yang menjalani perawatan inap di rumah sakit dengan gejala serupa.

Meski demikian, kedua pihak belum dapat memastikan apakah gejala keracunan tersebut bersumber dari menu MBG.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Karanganyar, Yopi Eko Jati Wibowo, mengatakan pihaknya menerima laporan dari bidan wilayah Popongan dan Gedongan pada Senin (6/10/2025).

“Bidan wilayah Popongan dan Gedongan melaporkan bahwa ada 168 anak yang berobat dengan gejala mules dan pusing,” ujar Yopi, Selasa (7/10/2025).

Baca juga: Diduga Keracunan Usai Santap MBG di Karanganyar, Dinkes Catat 168 Anak Keluhkan Mules dan Pusing

Sementara itu, Ketua Satgas MBG Karanganyar, Adhe Eliana, menjelaskan ada 12 siswa dari sejumlah sekolah yang dirawat intensif dengan dugaan keracunan.

Namun, ia menegaskan bahwa sumber keracunan belum bisa dipastikan.

“Kami kemarin mendapat laporan, ada 12 siswa yang dirawat di rumah sakit. Dalam proses penyediaan MBG memang ada beberapa sekolah yang terlibat,” jelasnya.

“Dari ribuan penerima, hanya 12 yang menunjukkan gejala. Ini pun masih menunggu hasil uji laboratorium. Jadi, jangan langsung memastikan bahwa keracunan disebabkan oleh menu MBG,” kata Adhe.

Ia menambahkan, berdasarkan laporan dari RSUD Karanganyar, pada Sabtu (4/10/2025) ada seorang siswa yang dirawat setelah mengalami gejala keracunan, dua hari setelah mengonsumsi menu MBG yang diduga menjadi penyebabnya.

Menurutnya, sebelum muncul gejala, siswa tersebut sempat mengikuti kegiatan lain.

“Hari Kamis mengonsumsi, lalu Sabtu baru masuk rumah sakit. Kalau secara klinis, dampak keracunan biasanya muncul dalam 12–24 jam pertama. Tapi saya cek, anak itu sempat ikut kegiatan camping, jadi ada beberapa faktor lain yang mungkin berpengaruh,” ujar Adhe. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved