Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Sukoharjo

Asal-usul Alun-alun Satya Negara Sukoharjo, Siapa Sangka Dulu Berupa Hutan dengan Pepohonan Rimbun

Alun-alun Satya Negara bisa dibilang merupakan ruang publik legendaris yang selama ini menjadi titik sentral aktivitas warga.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Visit Jawa Tengah
IKON SUKOHARJO - Tulisan Alun-alun Satya Negara di Sukoharjo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Beginilah sejarah pembangunan Alun-alun Satya Negara yang kini jadi ikon Kabupaten Sukoharjo. 

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, memiliki banyak ikon yang menjadi wajah kota.

Salah satunya adalah Alun-alun Satya Negara yang berada di jantung Kabupaten Sukoharjo.

Alun-alun Satya Negara bisa dibilang merupakan ruang publik legendaris yang selama ini menjadi titik sentral aktivitas warga Sukoharjo.

Baca juga: Asal-usul Kali Woro di Klaten: Ada Legenda Woro, Pemuda yang Berani Menantang Gunung Merapi

Pemkab Sukoharjo sendiri sudah mengutarakan rencananya untuk merenovasi Alun-alun Satya Negara dengan beragam fasilitas tambahan.

Seperti taman, toilet portabel, hingga penataan ulang area kuliner agar lebih rapi, estetik, dan nyaman.

Tak hanya menjadi tempat berkumpul, alun-alun ini diproyeksikan menjadi ikon kota Sukoharjo yang bisa menarik perhatian wisatawan.

Lokasinya yang strategis, dekat dengan rumah dinas Bupati, Gedung Budi Sasono, dan Graha Wijaya (GPPPD), menjadi nilai tambah untuk merevitalisasi kawasan tersebut.

Dari Hutan Lindung ke Ruang Publik Favorit

Berdasarkan catatan sejarah, sebelum menjadi alun-alun, kawasan ini merupakan hutan kota yang rimbun, dengan pepohonan menjulang tinggi.

Baca juga: Asal-usul Desa Gumpang di Kartasura Sukoharjo, Konon Dulu jadi Tempat Musyawarah Hadapi Penjajah

Baru dibuka dan dibangun di masa pemerintahan Bupati Sadikin Budikusumo (1967-1975).

Proses pembangunan dilakukan bertahap kala itu, dimulai dari penebangan pohon, pembangunan lapangan olahraga seperti lintasan atletik dan lapangan tenis, hingga menjadi pusat aktivitas warga Sukoharjo pada masanya.

Alun-alun juga pernah digunakan sebagai venue olahraga skala Soloraya, serta tempat rekreasi sore hari favorit masyarakat.

 Cerita Sejarah yang Melekat Kuat

Pada era Bupati Gatot Amrih (1975–1984), pembangunan alun-alun semakin lengkap.

Fasilitas seperti tribun penonton, lapangan basket, dan fasilitas olahraga lainnya mulai berdiri.

Alun-alun saat itu tak hanya jadi tempat olahraga, tapi juga simbol kemajuan Kabupaten Sukoharjo.

Baca juga: Asal-usul Kawasan Ngarsopuro yang Ikonik di Kota Solo, Ternyata Namanya Bermakna Jalan Menuju Pura

Tak hanya warga biasa, ASN yang bekerja di Gedung Lowo (kantor pemerintahan yang sudah ada sejak sebelum kemerdekaan) juga sering menggunakan alun-alun sebagai lokasi kegiatan.

Namun kini, Alun-alun Satya Negara lebih banyak jadi tanah lapang yang hanya digunakan untuk upacara peringatan hari besar nasional atau konser musik saat Hari Jadi Sukoharjo.

Aktivitas olahraga sudah lama berpindah ke Gelora Merdeka sejak 1990-an.

Kondisinya pun kini dinilai kurang tertata.

Melalui proyek revitalisasi ini, Pemkab Sukoharjo ingin mengembalikan kejayaan Alun-alun Satya Negara sebagai ruang publik multifungsi: tempat olahraga, rekreasi keluarga, pusat kuliner, hingga destinasi wisata sejarah.

Dengan penataan ulang yang terencana, diharapkan alun-alun bisa menjadi tempat yang ramah lingkungan, tertib, bersih, dan inklusif.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved