Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Desa Kategori Miskin di Sragen

Kisah Desa Poleng Sragen, Masuk Kategori Desa Miskin Ekstrem, Ada Ratusan Rumah Tak Layak Huni

Di Sragen ada sebuah desa yang masuk kategori desa miskin ekstrem. Ada ratusan Rumah Tak Layak Huni (RTLH).

TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
KOLASE FOTO. Sosok Kades dan Kondisi Rumah di Desa Poleng Sragen pada Jumat (10/10/2025). Kepala Desa Poleng, Pujiono (Kiri) dan Salah satu rumah tidak layak huni yang ada di Desa Poleng, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Masih ada seratusan Rumah Tak Layak Huni (RTLH) yang ada di Desa Poleng, Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen.

Kepala Desa Poleng, Pujiono membenarkan hal tersebut, dimana masih banyak rumah yang perlu disentuh bantuan.

"Potensi RTLH masih banyak, rumah-rumah yang perlu dibedah, misalkan 100 bedah rumah, kita masih ada, bahkan lebih," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Jumat (10/10/2025).

Jumlah tersebut tidak termasuk rumah-rumah yang telah menerima bantuan program RTLH.

"Bantuan RTLH yang diberikan hari ini ada 10 rumah, itu dari CSR, kalau kemarin dari Provinsi ada 4 rumah, dari CSR yang lain ada 20-an rumah, jadi 34, dulu bantuan yang pertama ada 2 rumah, berarti sudah ada 36 rumah yang menerima bantuan," jelasnya.

"Masih menyisakan 100 rumah, ini yang kelihatan saja, dalam-dalam kan masih banyak," tambahnya.

Pujiono mengatakan bahwa desanya masuk kategori desa miskin ekstrem di Kabupaten Sragen.

Pihaknya sudah melakukan beberapa upaya, salah satunya mencarikan akses bantuan, baik dari aspirasi anggota Dewan maupun dari Pemprov Jawa Tengah, dan Kabupaten Sragen.

"Nanti mudah-mudahan bisa direalisasikan di 2025 bisa tuntas (RTLH), kalaupun tidak tuntas, tapi sudah menipis jumlah RTLH, sehingga berkurang," terangnya.

Terpisah, Bupati Sragen, Sigit Pamungkas mengatakan pemberian bantuan RTLH tersebut menjadi bagian dari gerakan desa bebas rumah tidak layak huni.

"Jadi kita mengharapkan desa-desa itu, rumah tidak layaknya 0 persen, dan tahun ini ada sekitar 15 desa yang ingin kita bebaskan, dan tadi Bapak-bapak Kepala Desanya sudah kita undang, yang sebagian sumber dananya dari multi pihak," jelasnya.

"Bentuknya langsung uang, nanti dikelola oleh gotong royong Kepal Desa, kita inginnya Sragen bebas rumah tidak layak huni," katanya menambahkan.

Sigit menjelaskan pentingnya menjadikan rumah layak huni sebagai upaya untuk pengentasan kemiskinan di Kabupaten Sragen.

"Rumah yang layak huni menjadi rumah sehat, memiliki multiplayer effect, dia berdampak pada kesehatan, anggota keluarga, berdampak pada pendidikan, dan psikologi yang terbangun, bisa mengurangi kekerasan dalam rumah tangga, karena dampaknya banyak, maka kita sasar langsung pengentasan kemiskinan itu pada pembebasan dari rumah tidak layak huni," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved