Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Aksi Solidaritas Ojol

Solo Langsung Bangkit Pasca-Kericuhan, Warung Makan hingga Swalayan Tetap Buka Seperti Biasanya

Sejumlah toko, swalayan Luwes, hingga warung makan di jalur utama kota itu memilih tetap membuka usaha mereka pada Sabtu (30/8/2025).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SOLO -  Sehari setelah kericuhan massa demonstran di kawasan Bundaran Gladak pada Jumat (29/8/2025) malam, aktivitas perekonomian di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, tetap berjalan normal. 

Sejumlah toko, swalayan Luwes, hingga warung makan di jalur utama kota itu memilih tetap membuka usaha mereka pada Sabtu (30/8/2025).

Pantauan TribunSolo.com, meski masih terlihat sisa-sisa kericuhan seperti bekas pembakaran dan coretan di beberapa sudut jalan, namun geliat masyarakat untuk berbelanja dan beraktivitas tidak surut. 

Baca juga: Biasanya Warga Tak Berani Masuk, Gedung DPRD Solo yang Dibakar Kini jadi Tontonan, Jualan Kopi Laris

Para pedagang tampak melayani pembeli seperti biasa.

Salah satu pemilik warung makan di kawasan Gladak, Sulastri (43), mengaku sempat khawatir saat ricuh terjadi, tetapi memilih tetap membuka usahanya pada pagi harinya. 

“Semalam memang ramai sekali, asap gas air mata sampai ke sini. Tapi alhamdulillah pagi ini sudah tenang, jadi warung tetap buka,” katanya, Sabtu (30/8/2025).

Hal senada disampaikan oleh salah satu karyawan rumah makan Adem Ayem di Jalan Slamet Riyadi. 

Baca juga: Gedung DPRD Solo Dibakar Massa, Dokumen Penting dan Komputer Hangus, Kerugian Ditaksir Ratusan Juta

Menurutnya, pihak rumah makan sempat menutup lebih awal saat kericuhan berlangsung, tetapi langsung kembali beroperasi normal pada keesokan harinya. 

“Tadi pagi sudah banyak pembeli, kondisi normal. Kami juga dibantu aparat yang berjaga di sekitar jalan,” ujarnya.

Kehadiran aparat kepolisian yang masih bersiaga di beberapa titik disebut membuat warga merasa lebih aman. 

Arus lalu lintas di Jalan Slamet Riyadi juga mulai pulih meski di beberapa ruas masih ada proses pembersihan sisa kericuhan.

Baca juga: Pelaku Perusak Pos Satpam DPRD dan Pos Polisi di Sragen Diduga Rombongan ABG, Konvoi Naik Motor

Dengan kembalinya aktivitas ekonomi, warga Solo berharap situasi tetap kondusif agar roda perdagangan dan usaha masyarakat tidak terganggu.

Untuk informasi, Jalan Slamet Riyadi adalah jalan arteri utama di Kota Surakarta (Solo), Jawa Tengah, yang memanjang dari Pasar Kleco hingga Bundaran Gladag.

Jalan ini merupakan jantung Kota Solo dan sempat dilalui pendemo hingga sejumlah kerusakan fasilitas umum.

Namanya adalah untuk menghormati Brigadir Jenderal Slamet Riyadi, seorang pahlawan nasional yang gugur di masa revolusi.

Jalan ini merupakan pusat bisnis dan pusat kegiatan masyarakat, dipenuhi bangunan komersial seperti pusat perbelanjaan, hotel, bank, dan restoran, serta area yang ditutup untuk aktivitas publik seperti Solo Car Free Day. 

RUSAK - Kericuhan yang terjadi dalam aksi demonstrasi di kawasan Bundaran Gladak, Kota Solo, pada Jumat (29/8/2025) malam. Beberapa fasilitas tampak hancur dan tidak berfungsi.
RUSAK - Kericuhan yang terjadi dalam aksi demonstrasi di kawasan Bundaran Gladak, Kota Solo, pada Jumat (29/8/2025) malam. Beberapa fasilitas tampak hancur dan tidak berfungsi. (TribunSolo.com/ Mardon Widiyanto)

Pemicu Gelombang Demo di Solo

Sebelumnya, ribuan pengemudi ojek online (ojol) di Kota Solo menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya rekan mereka, Affan Kurniawan, yang tewas setelah dilindas mobil rantis milik Brimob pada Kamis (28/8/2025) di Jakarta.

Aksi dimulai pukul 13.00 WIB, saat para driver ojol berkumpul di Plaza Stadion Manahan Solo.

Affan Kurniawan adalah seorang pengemudi ojek online (ojol) berusia 21 tahun yang meninggal dunia pada Kamis malam, 28 Agustus 2025, setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) milik Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat.

Saat itu, Affan sedang mengantar pesanan makanan dan tidak terlibat dalam aksi demonstrasi yang berlangsung di sekitar Gedung DPR RI.

Ketika kericuhan terjadi dan aparat mulai membubarkan massa, sebuah kendaraan barracuda melaju cepat di tengah kerumunan dan menabrak dua pengemudi ojol, Affan dan Moh Umar Amarudin.

Affan tewas di tempat, sementara Umar mengalami luka serius.

Di Solo sendiri gelombang demo terjadi dalam satu hari.

Aksi unjuk rasa berujung kericuhan terjadi di Kawasan Gladak dan Kantor DPRD Solo, yang berakibat sejumlah fasilitas umum dirusak.

Termasuk Gedung DPRD Solo yang dibakar massa.

(*) 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved