Penjaringan Calon Ketua DPC PDIP Solo

Pesaing Cucu Megawati, FX Rudy Dianggap Kuat Pengalaman di Solo dan Militansi : Relevan untuk Partai

 Sosok FX Hadi Rudyatmo kembali mencuat sebagai figur sentral dalam bursa Ketua DPD PDIP Jawa Tengah.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Putradi Pamungkas
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
MENUJU JATENG - FX Hadi Rudyatmo saat ditemui di Pucangsawit, Solo, Kamis (21/8/2025) lalu. Dua sosok menguat dalam penjaringan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, yakni putri Puan Maharani, Pinka Haprani dan Plt Ketua DPD PDIP Jawa Tengah FX Hadi Rudyatmo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sosok FX Hadi Rudyatmo kembali mencuat sebagai figur sentral dalam bursa Ketua DPD PDIP Jawa Tengah.

Dikenal dengan jiwa militansinya yang kuat, mantan Wali Kota Solo ini dinilai memiliki kapasitas untuk membangkitkan semangat kader hingga akar rumput, terutama pasca-tergerusnya suara partai dalam Pemilu 2024.

Pengamat Politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Abdul Hakim, menyebut FX Rudy memiliki rekam jejak dan jaringan politik yang tak bisa diremehkan.

Ia menilai Rudy mampu mensolidkan kekuatan partai dan mengembalikan Jawa Tengah sebagai lumbung suara PDIP.

“Ada dua faktor yang menentukan kekuatan politik elektoral di Jawa Tengah. Yang pertama adalah soal popularitas, kemudian yang kedua soal jejaring. Popularitas ini juga bukan sekadar nama, tetapi apakah sosok tersebut dirasa dekat dengan mereka atau tidak. Kalau mau mempertimbangkan dua faktor ini, Pak FX Rudy punya jaringan yang kuat,” jelas Abdul Hakim.

Menurut Hakim, militansi Rudy menjadi nilai tambah yang sangat relevan dengan kondisi partai saat ini.

Ia menyebut Rudy sebagai figur dengan mental spartan yang dibutuhkan untuk membangkitkan kembali gairah kader di lapangan.

“Pengalaman organisasi yang sudah matang, dia punya potensi untuk membangun militansi. Para kader PDIP di akar rumput sekarang ini kan lagi pada tiarap kalau melihat teman-teman kader di kelurahan, kecamatan. Dan Pak FX Rudy ini orang yang tepat karena mental spartannya,” tutur Abdul Hakim.

MENUJU JATENG - FX Hadi Rudyatmo saat ditemui di Pucangsawit, Solo, Kamis (21/8/2025) lalu. Dua sosok menguat dalam penjaringan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, yakni putri Puan Maharani, Pinka Haprani dan Plt Ketua DPD PDIP Jawa Tengah FX Hadi Rudyatmo.
MENUJU JATENG - FX Hadi Rudyatmo saat ditemui di Pucangsawit, Solo, Kamis (21/8/2025) lalu. Dua sosok menguat dalam penjaringan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, yakni putri Puan Maharani, Pinka Haprani dan Plt Ketua DPD PDIP Jawa Tengah FX Hadi Rudyatmo. (TRIBUNSOLO.COM/AHMAD SYARIFUDIN)

Di sisi lain, nama Pinka Haprani, putri dari Puan Maharani, juga masuk dalam bursa calon Ketua DPD.

Meski minim pengalaman organisasi, Pinka dinilai memiliki kekuatan simbolik sebagai bagian dari trah Soekarno yang masih berpengaruh di tubuh PDIP.

“Kalau Mbak Pinka setidaknya memberikan harapan bagi kader PDIP karena Mbak Pinka ini merepresentasikan komitmen dari Megawati sampai menurunkan trah Soekarno sendiri untuk memperkuat pengaruh PDIP di Jawa Tengah. Soal apakah dia mampu menggerakkan atau tidak, tentu sangat tergantung pada dukungan dari tokoh-tokoh lama di daerah-daerah seperti Boyolali, Wonogiri. Mereka punya pemimpin-pemimpin lokal di kalangan PDIP sendiri yang mendukung. Mbak Pinka ini strategis bukan sebagai organisator tetapi menjadi kekuatan simbolik,” ujar Abdul Hakim.

Terpilihnya Pinka sebagai anggota DPR RI disebut sebagai bukti bahwa trah Soekarno masih memiliki daya tarik elektoral.

Namun, Hakim meragukan kemampuannya dalam memahami dan menguasai medan politik di 35 kabupaten/kota Jawa Tengah.

“Kalau di Jawa Tengah kemarin dia sukses untuk melenggang ke DPR ya berkat perolehan suaranya sekitar 62.000, bahkan melewati Bambang Pacul sendiri. Jadi harus diakui trah Soekarno itu masih kuat. Tapi di sisi lain, Mbak Pinka ini masih belum mengenal kondisi di lapangan. Ya terutama bahkan pemahaman teritorial beliau di Jawa Tengah pun mungkin saya enggak terlalu yakin. Apakah misalnya mengetahui daerah-daerah di Jawa Tengah, di level kecamatan, apalagi desa, kecamatan dan kabupaten saja itu,” jelas Abdul Hakim.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved