Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Penjaringan Calon Ketua DPC PDIP Solo

Saingi eks Ketua DPC PDIP Solo, Cucu Megawati Potensi Rebut Suara Kaum Muda Jika Pimpin DPD Jateng

Sosok Pinka Haprani, putri dari Puan Maharani, mendadak mencuat dalam persaingan menuju kursi Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah.

|
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Putradi Pamungkas

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sosok Pinka Haprani, putri dari Puan Maharani, mendadak mencuat dalam persaingan menuju kursi Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah.

Ia disebut bersaing ketat dengan mantan Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo.

Meski minim pengalaman, Pinka dinilai memiliki daya tarik tersendiri, terutama di kalangan pemilih muda yang kini menjadi mayoritas.

Pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Abdul Hakim, menyebut bahwa Pinka merepresentasikan kekuatan simbolik trah Soekarno yang masih berpengaruh di tubuh PDIP.

Lebih dari itu, sebagai figur muda kelahiran 1998, ia dinilai punya pendekatan yang lebih relevan bagi generasi milenial dan Gen Z.

“Wilayahnya sangat luas Jawa Tengah untuk dikenali dan merasa dekat. Tapi seenggaknya Mbak Pinka ini merepresentasikan 2 hal. Selain soal Trah Soekarno beliau juga orang muda kelahiran 98 masih muda banget, jadi mungkin gaya pendekatan beliau lebih relatable untuk generasi muda PDIP di Jawa Tengah,” ungkap Abdul Hakim saat dihubungi Kamis (11/9/2025).

MENUJU JATENG - Anak Ketua DPR RI Puan Maharani, Pinka Haprani (kiri) saat berkampanye di Wonogiri beberapa waktu lalu.  Dua sosok menguat dalam penjaringan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, yakni putri Puan Maharani, Pinka Haprani dan Plt Ketua DPD PDIP Jawa Tengah FX Hadi Rudyatmo.
MENUJU JATENG - Anak Ketua DPR RI Puan Maharani, Pinka Haprani (kiri) saat berkampanye di Wonogiri beberapa waktu lalu. Dua sosok menguat dalam penjaringan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, yakni putri Puan Maharani, Pinka Haprani dan Plt Ketua DPD PDIP Jawa Tengah FX Hadi Rudyatmo. (TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti)

Menurutnya, perubahan demografis menjadi tantangan besar bagi PDIP. Basis suara partai selama ini cenderung terkonsentrasi pada generasi tua yang memiliki memori kolektif perjuangan politik Megawati di era reformasi.

Sementara generasi muda tidak memiliki ikatan emosional yang sama.

“Goyangnya pengaruh PDIP bukan hanya soal perpindahan suara, tetapi juga perubahan demografis. Para pendukung PDIP itu cenderung terkonsentrasi pada generasi tua sementara generasi mudanya itu mereka enggak punya memori kolektif tentang perjuangan politik Megawati di tahun 1998 dan sebelum sebelumnya sehingga mereka tidak punya ikatan emosional yang kuat dengan partai,” kata Abdul Hakim.

Dalam konteks ini, Pinka dinilai bisa menjadi jembatan antara PDIP dan pemilih muda yang selama ini sulit dijangkau.

Ia dianggap memiliki dua modal penting: warisan politik keluarga dan usia yang memungkinkan pendekatan segar.

“Dalam konteks para pemilih muda ini, PDIP enggak bisa hanya mengandalkan ideologi atau sosok Megawati. Butuh pendekatan yang lebih relevan dengan segmen politik ini. Nah Pinka ini punya 2 modal itu selain trah Soekarno yang masih sangat berpengaruh untuk generasi muda. Dia sendiri masih muda dan mungkin punya terobosan-terobosan yang lebih dirasakan dekat untuk kelompok pemilih muda,” jelas Abdul Hakim.

Meski belum sepenuhnya mengenal medan politik Jawa Tengah, keberhasilan Pinka melenggang ke DPR RI dengan perolehan suara sekitar 62.000 dinilai sebagai bukti bahwa trah Soekarno masih memiliki daya magnet elektoral.

“Kalau di Jawa Tengah kemarin dia sukses untuk melenggang ke DPR ya berkat perolehan suaranya sekitar 62.000 bahkan melewati Bambang Pacul sendiri. Jadi harus diakui trah Soekarno itu masih kuat dan tapi di sisi lain Mbak Pinka ini masih belum mengenal kondisi di lapangan,” jelas Abdul Hakim.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved