Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Beban Guru Kawal MBG ke Siswa SD

Cerita Guru Kelas 1 SD di Solo Jadi Garda Depan Program MBG : Tak Sekedar Bagi Makanan, Ajarkan Ini!

Indira Setia Eka, guru kelas 1 A Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sondakan Solo menceritakan suka duka dirinya menjadi salah satu ujung tombak program MBG.

|
TribunSolo.com/Andreas Chris
PROGRAM MBG - Suasana siswa-siswi kelas 1 A SDN Sondakan Solo saat menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (30/9/2025). Indira Setia Eka, guru kelas tersebut tengah mengungkap suka duka menjadi garda terdepan program MBG. 

Pasca mengajar beberapa tahun, Indira mengaku ada perbedaan cukup mencolok dengan adanya program MBG bagi siswa khususnya kelas 1 sekolah dasar.

Sebelum adanya program MBG, Indira menyebut bahwa dirinya sebagai wali kelas cukup kesulitan mengawasi asupan gizi bagi murid-murid ketika berada di sekolah.

Baca juga: Kisah SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo Tolak MBG, Punya Kantin Sehat Sejak 2015, Berizin Standar Ketat

Lebih dari itu, Indira menyebut bahwa adanya program MBG justru menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa kelas 1 untuk datang ke sekolah dan giat belajar.

"Waktu belum ada MBG ya ada yang bawa bekal, ada yang nggak bawa memang. Adanya MBG ini juga memotivasi anak, mereka antusias belajar ke sekolah," terang Indira.

"Awalnya kan apalagi masih anak-anak. Buat datang ke sekolah masih ada yang absen, ternyata adanya MBG justru membuat mereka semangat ke sekolah," pungkasnya.

Sementara itu, dari pantauan TribunSolo.com, nampak siswa kelas 1 A SDN Sondakan nampak antusias ketika menerima MBG.

Bahkan mereka nampak lahap menyantap makanan berisi nasi, daging, sayur dan buah tersebut meski ada beberapa siswa yang nampak membawa kotak makan sendiri untuk digunakan menaruh beberapa menu yang tidak ia sukai seperti nasi.

Program MBG

Diketahui, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif nasional yang digagas Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi secara gratis bagi kelompok rentan, termasuk siswa sekolah, ibu hamil, balita, serta santri di pondok pesantren.

Dalam pelaksanaannya, MBG menggandeng dapur penyedia makanan bergizi yang disebut SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi).

Syarat menjadi mitra antara lain harus memiliki dapur mandiri, peralatan memasak, standar kebersihan dan sanitasi yang layak, serta dokumen legalitas usaha seperti NPWP dan izin operasional. 

Sistem kemitraan ini menggunakan skema reimburse, di mana mitra menyiapkan makanan terlebih dahulu, kemudian diganti oleh pemerintah setiap pekan.

Fungsi SPPG dalam Program MBG

Salah satu istilah yang sering muncul dalam pelaksanaan program ini adalah SPPG, singkatan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi.

SPPG merupakan sistem yang dirancang sebagai mekanisme administratif dan teknis untuk mendata peserta program MBG sekaligus memantau asupan dan kualitas gizi yang diterima oleh para pelajar.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved