Sekolah Rakyat Solo
Kisah Bocah 11 Tahun Nailla : Dari Kos 4x4 Meter Tanpa Ibu, Kini Huni Kelas Sekolah Rakyat Solo
Nailla mengaku sudah sejak lama ingin bersekolah seperti anak-anak seusianya. Kini, di usia 11 tahun, ia baru mendapatkan akses pendidikan.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Tak seperti siswa lainnya, Nailla Marsha Nabila tak diantar orang tuanya saat mengikuti pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Rakyat Dasar 2 Surakarta yang bertempat di kompleks Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Surakarta, Senin (6/10/2025).
Meski begitu, tekadnya tetap kuat untuk mengenyam pendidikan.
Ia mengaku sudah sejak lama ingin bersekolah seperti anak-anak seusianya.
Kini, di usia 11 tahun, ia baru mendapatkan akses pendidikan.
“Karena pengen sekolah. Soalnya dari kecil nggak pernah sekolah. Iya, pengen sekolah,” tutur Nailla.
Meski baru sekilas bertemu teman-temannya, ia mengaku cukup nyaman.
Sembari menunggu giliran untuk cek kesehatan, ia berusaha berbincang dengan anak-anak lain.
“Nyaman. Udah (ketemu teman-teman),” ungkap Nailla.

Sehari-hari ia hanya belajar sebisanya dengan menulis dan mewarnai.
Kini, dengan menempuh pendidikan di sekolah rakyat, cita-citanya untuk menjadi dokter mulai menemukan jalan.
“Biasanya nulis, mewarnai juga. Pengen jadi dokter,” jelasnya.
Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Ana Wahyu, mengungkapkan bahwa ia menemukan Nailla setelah ditelantarkan oleh ibunya sendiri.
PKH adalah Program Keluarga Harapan, program bantuan sosial bersyarat dari pemerintah Indonesia untuk keluarga miskin dan rentan, yang bertujuan mengurangi kemiskinan, meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan serta pendidikan, serta mendorong perubahan perilaku positif pada penerima manfaat.
Sehari-hari, Nailla diasuh oleh pamannya dan tinggal di sebuah kos-kosan tak lebih dari 4x4 meter.
“Pada saat verifikasi cuma ada anaknya. Saya datangi sore hari, ketemu sama pakdhenya. Memang benar tidak diurus oleh ibunya,” jelas Ana Wahyu.
Menurutnya, ibu kandung Nailla tak mau mengurus karena sudah tinggal bersama suami barunya.
“Karena dia sudah punya suami yang baru. Ibunya sendiri yang nggak mau ngurus anak-anaknya,” ungkapnya.
Anak seusianya mungkin telah duduk di bangku SD kelas 4.
Namun, karena sejak lahir ia tak pernah mengenyam pendidikan, ia akan diikutkan kelas sesuai kemampuannya.
“Sekarang kelahiran tahun 2014, sudah 11 tahun, seharusnya kelas 3–4 SD. Kemungkinan kalau bisa ikut jenjang, akan ikut jenjang. Kayaknya Nailla belum bisa perkalian, pembagian. Mungkin dimulai dari awal lagi,” tutur Ana Wahyu.
Baca juga: Tak Jadi Pakai Gedung Technopark, Sekolah Rakyat Rintisan di Sragen Pindah ke Kantor BLK
Nailla diketahui memiliki empat saudara.
Namun, kedua kakaknya telah berkeluarga dan tidak bisa dihubungi lagi.
Sementara satu kakaknya yang lain juga belum mau bersekolah.
“Empat bersaudara, tidak diketahui ayahnya karena berbeda ayah. Dua kakaknya sudah berkeluarga, saya juga tidak tahu di mana. Yang nomor tiga tinggal bersama-sama Nailla, tapi tidak mau sekolah lagi,” jelas Ana Wahyu.
Dengan pendidikan berasrama, kini Nailla tidak perlu khawatir lagi akan kebutuhan hidupnya.
Pendidikan berasrama, atau boarding school, adalah sistem pendidikan di mana siswa tidak hanya belajar di kelas tetapi juga tinggal di asrama yang berada di kompleks sekolah, sehingga mendapatkan pengalaman belajar yang terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari
Semua telah ditanggung dan dijamin oleh sekolah.
“Semua diurusi dari bangun sampai tidur lagi. Karena tidak ada orang tua, saya sendiri yang jadi walinya,” tutur Ana Wahyu.
Baca juga: 13 Sekolah Rakyat Telah Beroperasi di Jateng, Digadang-gadang Bakal Putus Rantai Kemiskinan
Sebagai informasi, Sekolah Rakyat Dasar 2 Surakarta (SRD2) adalah program pendidikan jenjang SD yang dirintis oleh pemerintah pusat dan resmi dibuka pada 6 Oktober 2025.
Sekolah ini diperuntukkan khusus bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, sebagai bagian dari strategi nasional untuk memutus rantai kemiskinan ekstrem sejak usia dini.
Bertempat di kompleks Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Surakarta, sekolah ini menyediakan fasilitas lengkap: ruang kelas, asrama, ruang makan, dapur, lapangan olahraga.
Kapasitasnya 4 rombongan belajar (100 siswa), saat ini baru terisi 2 rombel (50 siswa).
(*)
Nailla Marsha Nabila
Sekolah Rakyat Solo
Sekolah Rakyat
Meaningful
Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas
Sekolah Rakyat Dasar 2 Surakarta
Program Keluarga Harapan (PKH)
Sekolah Rakyat Solo Kekurangan 2 Pengasuh Asrama, Sementara Siasati dengan Jadwal Petugas Piket |
![]() |
---|
Dua Posisi Guru Ini Masih Kosong di Sekolah Rakyat Solo, Pihak SRMA 17 Sudah Komunikasi ke Kemensos |
![]() |
---|
Kepsek Pastikan Tidak Ada Guru Sekolah Rakyat Solo yang Mengundurkan Diri |
![]() |
---|
Sekolah Rakyat Solo Masih Kekurangan 2 Guru dan 2 Pengasuh Asrama, Kepala SRMA 17 Sudah Melapor |
![]() |
---|
Mengintip Fasilitas Asrama Sekolah Rakyat Solo, Viral Gegara Muncul Kabar Siswa Kesurupan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.