Kuliner di Solo

Dulu Hanya Dinikmati Tamu Penting dan Keluarga Kerajaan, Sop Matahari Kini Jadi Kuliner Khas Solo

Hidangan berkuah bening ini dulunya hanya bisa dinikmati oleh kalangan bangsawan Keraton Surakarta,

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari
KULINER KHAS SOLO - Satu porsi sup matahari ala Wiludjeng Katering di Sentra Kuliner Veteran Brigjen Katamso Sragen. 

TRIBUNSOLO.COM - Di antara beragam kuliner khas Solo yang sarat makna dan sejarah, Sop Matahari menempati tempat istimewa.

Hidangan berkuah bening ini dulunya hanya bisa dinikmati oleh kalangan bangsawan Keraton Surakarta, namun kini telah menjadi sajian kebanggaan warga Solo yang kerap hadir dalam berbagai hajatan dan acara istimewa.

Sebagai hidangan pembuka, Sop Matahari menghadirkan kesan elegan dan lembut, seolah membawa kita kembali ke masa kejayaan istana Jawa.

Baca juga: Menilik Cerita Menarik tentang Benteng Vastenburg di Solo yang Jarang Diketahui

Pada masa lalu, para juru masak kerajaan menyiapkannya dengan penuh ketelitian untuk menjamu tamu-tamu penting dan keluarga kerajaan.

Tak heran, cita rasanya halus, tampilannya indah, dan filosofi di baliknya begitu dalam mencerminkan keanggunan sekaligus keahlian tinggi dalam memasak.

Dari sisi kuliner, Sop Matahari juga menunjukkan jejak akulturasi budaya.

Penggunaan kulit lumpia sebagai pembungkus isian, serta teknik pengolahannya, mengingatkan pada pangsit dalam masakan Cina.

Pengaruh ini tidak mengherankan, mengingat hubungan panjang antara masyarakat Jawa dan pedagang Tiongkok sejak masa lampau.

Nama Sop Matahari sendiri terinspirasi dari tampilannya yang unik.

Baca juga: Ada Kuliner Unik di Simo Boyolali, Seporsi Bakso Disajikan di Dalam Batok Kelapa Muda

Daging ayam cincang, udang, dan sayuran dibumbui lalu dibungkus dengan kulit lumpia, kemudian dikukus hingga matang. 

Saat disajikan dalam kuah kaldu ayam bening yang panas, kulit lumpia itu merekah perlahan menyerupai kelopak bunga matahari yang sedang mekar. Dari situlah keindahan sekaligus filosofi hidangan ini lahir.

Kini, Sop Matahari tak lagi hanya tersaji di meja makan keluarga kerajaan, tetapi juga hadir di rumah-rumah warga Solo, restoran, dan berbagai acara penting seperti acara pernikahan.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved