Raja Keraton Solo Meninggal Dunia

Fahrodin, Lansia Tangguh yang Angkat Keranda Raja Solo PB XIII di Imogiri: Usia Senja Bukan Halangan

Meski usianya tak lagi muda, Fahrodin (63) tetap berdiri tegak di antara puluhan pengusung jenazah Raja Keraton Solo, Sinuhun Pakubuwono XIII.

|
TribunSolo.com/Zharfan Muhana
PENGANGKUT KERANDA RAJA - Fahrodin (63) tetap berdiri tegak di antara puluhan pengusung jenazah Raja Keraton Solo, Sinuhun Pakubuwono XIII, di Pajimatan Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (5/11/2025).  
Ringkasan Berita:
  • Salah satu pengangkat keranda jenazah Raja Keraton Surakarta PB XIII di Imogiri ternyata berusia lanjut, yakni Fahrodin (63).
  • Meski tanpa persiapan khusus atau minum jamu, Fahrodin tetap kuat memikul keranda setelah sarapan kenyang.
  • Prosesi pemakaman PB XIII melibatkan sekitar 40 pengangkat berpakaian hitam bergaris merah, membawa keranda putih menuju puncak makam raja-raja Mataram di Imogiri.

 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, BANTUL - Sebuah fakta terungkap terkait salah satu pengangkat keranda khusus pembawa jenazah Raja Keraton Surakarta Sinuhun Pakubuwono XIII.

Ada salah satu pengangkat yang ternyata berusia lansia di Pajimatan Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (5/11/2025). 

Meski usianya tak lagi muda, Fahrodin (63) tetap berdiri tegak di antara puluhan pengusung jenazah Raja Keraton Solo, Sinuhun Pakubuwono XIII.

Baca juga: Senyum Pedagang Sate Keliling, Diborong Keluarga Keraton Solo saat Iring-iringan Jenazah PB XIII

Bersama rekan-rekannya, ia bakal memikul keranda sang raja menaiki anak tangga menuju makam raja-raja Mataram dengan penuh hormat dan keteguhan.

Tak ada ritual khusus yang ia lakukan sebelum menjalankan tugas berat tersebut.

“Gak ada persiapan khusus, gak suka minum jamu,” ujarnya sambil tersenyum saat ditanya apakah ia menyiapkan ramuan tertentu untuk menambah tenaga.

Meski tanpa jamu, Fahrodin memastikan tubuhnya tetap kuat dengan cara sederhana.

“Makan kenyang sudah, sarapan, siap (mengangkat),” katanya mantap.

Baca juga: Cerita Satgasus Jelang Pemakaman Raja Keraton Solo: Begadang Menjaga Alun-alun dan Gamelan

Menurut warga setempat sekaligus pemandu wisata, Erik Gendut, prosesi pemakaman Raja Surakarta itu melibatkan sekitar 40 orang pengangkat keranda.

Mereka tampil seragam mengenakan pakaian hitam dengan corak garis merah di setiap ujung kain, menambah kesan sakral dan khidmat di tengah suasana duka.

Keranda yang mereka pikul tampak berwarna putih bersih, ditopang oleh bambu panjang yang digunakan sebagai penyangga.

Dengan langkah perlahan namun pasti, para pengangkat — termasuk Fahrodin yang sudah berusia lanjut — membawa jenazah sang raja menuju peristirahatan terakhir di puncak bukit Imogiri, tempat para leluhur raja Mataram dimakamkan.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved