Raja Keraton Solo Meninggal Dunia
Tak Ikut Prosesi Keraton Solo, Mahamenteri Tejowulan Pilih Tunggu Jenazah PB XIII di Loji Gandrung
Adik PB XIII tersebut memilih untuk mengantar jenazah sang kakak dari Loji Gandrung lantaran merupakan pejabat tertinggi kedua setelah sang raja
Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Ringkasan Berita:
- KGPH Tejowulan, adik PB XIII dan Mahamenteri Keraton Solo, tidak ikut prosesi adat di Keraton, melainkan menunggu jenazah sang kakak di Loji Gandrung untuk mengantar ke Imogiri.
- Ia menegaskan kehadirannya di Loji Gandrung demi menjaga kerukunan dan stabilitas di tengah masa transisi kepemimpinan.
- Tejowulan berharap proses suksesi raja berjalan damai, sebab jika terjadi keributan, menurutnya pemerintah bisa mengambil alih kedudukan kerajaan.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Mahamenteri Keraton Kasunanan Solo KGPH Tejuwolan memilih tak mengikuti prosesi adat yang digelar di keraton Solo untuk jenazah sang kakak, SISKS Pakubuwono (PB) XIII.
Tejowulan memilih untuk menunggu kedatangan jenazah PB XIII yang akan dilangsir dari kereta kencana pengantar jenazah ke mobil jenazah yang akan diantar ke Imogiri, DIY.
Adik PB XIII tersebut memilih untuk mengantar jenazah sang kakak dari Loji Gandrung lantaran dirinya merupakan pejabat tertinggi kedua setelah sang raja di Keraton Solo.
Baca juga: Tangis Putra Pakubuwono XIII KGPH Hangabehi Pecah Saat Peti Jenazah sang Raja Solo Dinaikkan Kereta
Hal itu diungkap Tejowulan saat disinggung mengenai prosesi suksesi raja selanjutnya.
"Hehehe, boleh saja semua orang mau ngomong apa saja, tapi dasar yang digunakan. Kemendagri punya, nanti mereka biar menjelaskan intinya apa," ungkap Tejowulan.
Ia berharap setelah mangkatnya PB XIII, suksesi raja selanjutnya bisa berjalan aman.
"Harapan saya ini baiknya seperti apa, jangan cuma ribut saja. Saya kan tidak pernah mau ngomong kemana-mana menjaga kerukunan," lanjut dia.
Baca juga: MOBIL Jenazah yang Bawa Pakubuwono XIII dari Solo ke Imogiri: Milik PMS, Kerap Digunakan Warga Biasa
Bukan tanpa alasan, Tejowulan menegaskan bahwa apabila ada keributan dalam suksesi penentuan raja selanjutnya ricuh. Maka sesuai aturan kedudukan kerajaan bisa diambil alih oleh pemerintah.
Oleh karena itu, ia juga menegaskan keberadaannya di Loji Gandrung dan bukan di Keraton Solo adalah untuk meredam hal-hal yang tidak diinginkan nantinya.
"Undang-undangnya itu ada, kamu ribut terus bisa diambil alih pemerintah. Makanya untuk itu saya menyediakan diri saya untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah. Makanya saya ke sini nggak ke sana. Ini menjaga kerukunan," pungkas Tejowulan.
(*)
| Pemakaman Raja Solo PB XIII: Tak Ada Prosesi Khusus di Loji Gandrung |
|
|---|
| Ingin Ikut Pemakaman Raja Solo di Makam Imogiri, Dua Lansia Rela Menunggu Sejak Pagi |
|
|---|
| MOBIL Jenazah yang Bawa Pakubuwono XIII dari Solo ke Imogiri: Milik PMS, Kerap Digunakan Warga Biasa |
|
|---|
| Pemakaman Raja Solo PB XIII Diiringi Gending Monggangan, Hanya Dimainkan untuk Upacara Khusus |
|
|---|
| TNI-Polri Jaga Ketat Loji Gandrung, Kawal Transit Jenazah Raja Keraton Solo PB XIII Menuju Imogiri |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.