Sejarah Kuliner Legendaris

Sejarah Wedang Serbat, Minuman Khas Solo Peninggalan Majapahit yang Kini Mulai Langka

Menurut TribunSolo.com, Wedang serbat cenderung memiliki rasa lebih pedas ketimbang wedang ronde atau wedang asle.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
SAJIAN SEDAP/RETNO
WEDANG LEGEND SOLO - Ilustrasi Wedang Serbat khas Solo, Jawa Tengah. Beginilah sejarah Wedang Serbat. 

Ringkasan Berita:
  • Wedang Serbat adalah minuman rempah khas Solo yang mulai langka, dikenal sejak era Majapahit dan dulu menjadi minuman bangsawan.
  • Terbuat dari jahe, serai, cengkih, merica, kayu manis, kapulaga, dan gula aren; rasanya lebih pedas dan aromatik dibanding wedang ronde atau asle.
  • Masih bisa ditemui dalam bentuk saset atau di Pusat Oleh-Oleh Makutho Solo, serta mudah dibuat sendiri di rumah.

 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wedang atau minuman hangat khas Solo tidak cuma teh atau wedang ronde saja.

Ada satu wedang khas Solo yang kini mulai langka, Serbat namanya.

Wedang Serbat adalah salah satu minuman tradisional Indonesia yang kaya rempah dan memiliki sejarah panjang sejak era Majapahit.

Baca juga: Sejarah Bakmi Jawa, Kuliner Legendaris Solo Berasal dari China dan Disempurnakan Warga Gunungkidul

Sajian hangat ini dulu dikenal sebagai minuman para bangsawan, namun kini mulai jarang ditemui karena kalah populer dengan wedang ronde atau wedang asle.

Cita Rasa Hangat dari Rempah Nusantara

Serbat dibuat dari jahe, serai, merica bubuk, cengkih, kayu manis, dan kapulaga.

Untuk pemanisnya digunakan gula kelapa atau gula aren, ditambah sejumput garam agar rasa lebih seimbang.

Beberapa resep memasukkan daun pandan, tangkue, cabe jawa, adas, hingga kolang-kaling sebagai pelengkap.

Perpaduan rempah tersebut menghadirkan rasa hangat dan aromatik, menjadikan serbat cocok dinikmati pada cuaca dingin ataupun saat tubuh membutuhkan kehangatan.

Baca juga: Kenapa Sate Kere Solo dan Sate Kere Jogja Berbeda? Ternyata Masing-masing Punya Sejarah Unik

Menurut TribunSolo.com, Wedang serbat cenderung memiliki rasa lebih pedas ketimbang wedang ronde atau wedang asle.

Rasa pedas di serbat ini lebih pekat dan cenderung keras.

Hal ini lantaran serbat dibuat dari cengkih, merica dan kapulaga. 

Jejak Serbat dalam Naskah Kuno

Keberadaan serbat tercatat dalam Kidung Harsawijaya, naskah kuno dari masa Majapahit yang menceritakan transisi dari Kerajaan Singhasari.

Catatan tersebut menunjukkan bahwa serbat telah menjadi minuman favorit kalangan bangsawan sejak ratusan tahun lalu.

Meski penjualnya mulai langka, serbat masih dapat ditemui dalam bentuk kemasan saset siap seduh di berbagai toko oleh-oleh.

Baca juga: Sejarah Semar Mendem, Jajanan Keraton yang Masih Eksis di Solo, Namanya Ternyata sebagai Pengingat

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved