Ini Makna Tarian Gemu Famire dalam HUT ke-73 TNI Bagi Danlanud Adi Soemarmo
Di Solo Raya, tarian asal Maumere NTT itu ditarikan serentak oleh 305 ribu tentara seluruh Indonesia pada Selasa (4/9/2018) pagi
Penulis: Facundo Crysnha Pradipha | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Tari Gemu Famire bermakna penting di momen peringatan HUT ke-73 Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Di Solo Raya, tarian asal Maumere NTT itu ditarikan serentak oleh 305 ribu tentara seluruh Indonesia pada Selasa (4/9/2018) pagi.
Tarian serentak tersebut akhirnya masuk ke rekor MURI.
Danlanud Adi Soemarmo, Kolonel Pnb Indan Gilang Buldansyah, mengungkapkan, tari Gemu Famire dapat menggugah dan meningkatkan semangat untuk melesatrikan budaya asli Indonesia.
"Tari Gemu Famire merupakan hasil karya kearifan lokal yang menjadi suatu kebanggaan dan ikon yang harus dijaga keeksistensiannya," paparnya membacakan amanat Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Wuryanto.
• Tidak Perlu Antre Lagi, Ini Petunjuk Penggunaan Aplikasi Dukcapil dalam Genggaman bagi Penduduk Solo
Ia melanjutkan, maksud dan tujuan dari aksi menari Gemu Famire serentak TNI seluruh Indonesia untuk meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan.
Lalu juga mengejawantahkan kemanggulangan TNI dan rakyat serta melestarikan kearifan lokal.
Bahkan menurutnya, warisan budaya tersebut menjadi senjata untuk melawan gempuran budaya asing yang bisa meruntuhkan budaya asli Indonesia.
Adapun pagi itu ribuan TNI di Solo Raya berkumpul di lapangan dirgantara Lamud TNI AU Adi Soemarmo, di Colomadu, Karanganyar.
• Dinas Perdagangan Pastikan Luas Kios di Pasar Klewer Solo Sisi Timur Sama dengan Kios Sementara
Mereka turut ambil andil dalam pemecahan rekor MURI seluruh jajaran TNI se-Indonesia.
Dimulai dengan alunan lagu tari Geku Famire, ribuan peserta bergoyang dan kompak menggerakan badan.
Tak pelak juga alat pendukung berupa pernak-pernik merah putih yang digenggam oleh seluruh peserta.
Dia menuturkan, sebanyak 305 ribu orang menari serentak dalam pemecahan rekor tersebut.
• Tim Inafis dan Polsek Jumantono Karanganyar Olah TKP Tabrak Lari Pejalan Kaki
Dari jumlah tersebut, 24 ribu orang tercatat menari dari wilayah Jawa Twngah dan DIY.
Lalu sekitar 3.900 peserta terdiri dari tentara jajaran Solo Raya wilayah Korem 074, Brigif Kostrad, Grup 2 Kopassus, Polresta Solo, Polres Boyolali, FKPPI, hingga pelajar Pramuka. (*)