Sumur Tua Milik Mbah Ngatinem di Grogol Weru Sukoharjo Mendadak Ambles
Sebuah sumur tua di belakang rumah Mbah Ngatinem (98) tiba-tiba ambles. Terjadi di Sidorejo, Desa Grogol, Kecamatan Weru, Kabupate Sukoharjo.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Junianto Setyadi
Laporan wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sebuah sumur tua di belakang rumah Mbah Ngatinem (98) tiba-tiba ambles, Kamis (17/1/2019) malam.
Peristiwa di Sidorejo Rt 01/Rw 05 Desa Grogol, Kecamatan Weru, Kabupate Sukoharjo, Jateng, ini menghebohkan warga.
Pantauan TribunSolo.com, sampai hari Sabtu (19/1/2019) masih banyak warga membicarakan peristiwa tersebut.
Kepala Desa Grogol, Heri Putut, saat diwawancara TribunSolo.com mengatakan peristiwa alam tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 WIB.
• Polda Jawa Timur Tetapkan F sebagai Tersangka dalam Kasus Amblesnya Jalan Raya Gubeng Surabaya
Ditandai dengan suara gemuruh yang menyerupai gempa.
"Tetangganya (Sumadi, Red) mendengar suara gemuruh seolah-olah seperti gempa, karena takut dia tidak keluar rumah," ujar Heri Putut.
"Dan dan pagi harinya, dia baru sadar jika itu suara sumur ambles," katanya.
Sumur yang ambles, membentuk kolam berdiameter sekitar enam meter.
• Sumur Resapan di Kelurahan Jajar Dibuat Menggunakan Barang Bekas
Selain itu sebuah kamar mandi yang berada didekat sumur juga ikut ambles ke bawah.
Tanah di sekitar sumur pun retak.
"Samping-sampingnya retak, sumur sama kamar mandinya ambles hilang sekalian sama pondasinya hilang," kata Heri Putut.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab dari amblesnya sumur tua tersebut.
• Sumur Bor Senilai Rp 500 Juta untuk Warga Desa Tegalsari, Weru, Sukoharjo
Adapuns aat kejadian hujan turun dalam intensitas sedang.
"Kalau hujan deras tidak, hanya saja gerimis tapi tidak berhenti, mungkin karena fenomena alam," ucapnya.
Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan, pihak Desa menimbun sumur yang ambles itu dengan alat seadanya.
Juga, elaksanakan kerja bakti dengan menyambungkan PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) dengan gratis kepada Ngatinem. (*)