29 Warung Satu Jamu di Sukoharjo Terancam Ditutup
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo (Pemkab) bakal mengikuti jejak Pemkab Karanganyar dalam menyikapi peredaran daging jamu.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tru
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pemerintah Kabupaten Sukoharjo (Pemkab) bakal mengikuti jejak Pemkab Karanganyar dalam menyikapi peredaran daging jamu.
Asisten ll Sekda Sukoharjo, Widodo mengatakan, Pemkab Sukoharjo akan melakukan koordinasi dengan OPD terkait, seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Satpol PP dan MUI.
Hal ini dilakukan, setelah Pemkab Sukoharjo melakukan audiensi demgan Animal Friends Jogja (AFJ) mewakili Koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI).
Audiensi digelar di Ruang Rapat Graha Satya Karya (GSK) Setda Sukoharjo, Kamis (25/7/2019).
"Kita akan menyiapkan regulasi terkait pelarangan perdagangan dan konsumsi daging anjing," katanya.
Namun saat ini Pemkab Sukoharjo belum memiliki regulasi larangan warung sate jamu tersebut.
• Di Sukoharjo, Per Hari Ada 30 Ekor Anjing Dipotong untuk Rica-rica
"Ini sementara kita mengimbau dulu dari pedagang dari tanda kutip Sate Jamu yang ada di Sukoharjo."
"Kalau bisa ditutup, sambil kita menyusun regulasi yaitu perda sebagai payung hukum pelarangan perdagangan daging anjing di Sukoharjo," jelasnya.
Tercatat, di Kabupaten Sukoharjo sendiri terdapat 29 pedagang daging anjing, yang tersebar disejumlah tempat seperti di Kecamatan Grogol, Kartasura, Gatak, dan Mojolaban.
Widodo menambahkan, larangan mengkonsumsi daging anjing ini sebagai upaya untuk mengantisipasi munculnya penyakit rabies di Sukoharjo.
Selain itu daging anjing juga bukan termasuk dalam hewan pangan.
• Pemkab Sukoharjo Masih Mengkaji Adanya Warung Sate Jamu
Dari data AFJ, Kabupaten Sukoharjo menempati peringkat dua, pedagang sate jamu paling banyak.
Menurut Perwakilan dari AFJ, Among Prakosa, jumlah pedagang daging anjing paling banyak di wilayah Solo Raya yakni Kota Surakarta dan disusul Kabupaten Sukoharjo.
"Anjing bukan sumber pangan, dan jika dilihat prosesnya ini sangat kejam sekali."
"Para pedagang ini kebanyakan mendapatkan daging dari pemasok yang berasal dari Jawa Barat," pungkasnya. (*)