Berawal Iseng Daur Ulang, Kini Industri Sangkar Burung Berbahan Paralon di Solo Tembus Pasar Asia
Lebih lanjut, Eko mengatakan sangkar buatannya diminati banyak kalangan karena anti patah, anti rayap, dan tahan banting.
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM/EKA FITRIANI
Perajin sedang membuat sangkar berbahan baku paralon di Kampung Debegan, Mojosongo, Solo, Kamis (11/1/2017)
Di Indonesia sendiri hanya Solo dan Lombok yang memiliki industri kreatif ini.
Hingga kini dirinya kerap memenuhi permintaan ekspor dari negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Untuk paralon yang diekspor tersebut, Eko tidak secara langsung mengekspor dalam partai besar.
Namun hanya sekitar 12 sangkar, itupun dikirim dua sangkar setiap harinya.
Soal harga sangkar hasil tangan Eko, dijual dengan harga Rp 250 ribu hingga Rp 2,5 juta tergantung ukuran dan tingkat kerumitan. (*)
Rekomendasi untuk Anda