Di Bawah Bulan Purnama, Pjs Bupati Karanganyar Ziarah ke Makam Soeharto di Astana Giribangun
Di Astana Giribangun, Soeharto dimakamkan bersama Ibu Tien Soeharto, kedua orangtua Ibu Tien Soeharto dan kakak Ibu Tien Soeharto.
Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: Daryono
Suara arus kali Samin yang mengalir teratur terdengar memecah keheningan.
Sejumlah lampu penerangan terlihat menyinari sepanjang jalan kecil menuju Astana Mangadeg.
Beberapa sorotan lampu menampakkan batang pohon besar yang tertanam di jurang di barat jalan.
Di antara pepohonan itu, Desa Matesih terlihat seperti sekumpulan bintang melayang dengan cahaya-cahaya lampu rumah warga di bawah bukit.
Kota Karanganyar pun masih dapat terpantau mata dari atas bukit.
Sesampainya di Astana Mangadeg, peziarah diwajibkan melepas alas kaki.
Hamparan karpet hijau terpasang di dalam Astana Mangadeg.
Sebuah riwayat yang menggambarkan garis keturunan Mangkunegaran terlihat terpasang di salah satu ruang istirahat peziarah.
Riwayat itu dimulai dari Tumapel, Singosari, Majapahit, Mataram, hingga akhirnya pada Mangkunegaran.
Saat memasuki makam Mangkunegara I, peziarah berjalan merangkak memakai lutut.
Keheningan malam menambah khusyuk peziarah untuk berdiam diri dalam beberapa waktu yang lama di sana.
Baca: Rektor UNS Buka Puasa Bersama Wartawan Kota Solo
Hampir tak banyak peziarah datang ke sini, kecuali para abdi dalem yang berjaga di sekitar komplek pemakaman.(*)
