Pasar Legi Solo Terbakar
IKAPAGI Ikuti Arahan Pemkot Solo Terkait Relokasi Pedagang Pasar Legi Terdampak Kebakaran
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo alias Rudy menyambangi Pasar Legi, Solo, pada Senin (5/11/2018) pagi.
Penulis: Efrem Limsan Siregar | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ketua 1 Ikatan Pedagang Pasar Legi (IKAPAGI) Solo, Dedy Purnomo mengatakan pihaknya mengikuti kebijakan Pemkot Solo dalam proses relokasi pedagang Pasar Legi yang terdampak kebakaran beberapa waktu lalu, Minggu (4/11/2018).
Menurutnya, ada sekitar 1400 pedagang kios dan los yang terdampak kebakaran.
"Pada parinsipnya pengurus dan pedagang menyesuaikan arahan dari pemerintah seperti apa, namun dengan parameter demi kebaikan bersama," kata Dedy Purnomo saat ditemui TribunSolo.com di Pasar Legi, Mingu (4/11/2018).
Saat ini, IKAPAGI, ucap Dedy, tengah mendata total jumlah pedagang Pasar Legi yang terdampak.
• Sambangi Pasar Legi, Wali Kota Solo Pimpin Pembangunan Los Pasar Darurat
Ia pun meminta para pedagang pemegang Surat Hak Penempatan (SHP) untuk segera melapor kepada IKAPAGI.

Menurutnya, pedagang pemegang SHP ini nantinya diupayakan diprioritaskan untuk mendapat tempat di pasar darurat.
Dedy menambahkan, dalam waktu dekat IKAPAGI rencananya akan mengadakan pertemuan dengan Pemkot Solo untuk membahas kondisi pedagang Pasar Legi terdampak kebakaran.
Lebih lanjut, ia meminta Pemkot Solo sementara ini bisa memberi keringanan kepada para pedagang terdampak bencana.
• Harga Bawang Merah Stabil, Bahkan Harga Bawang Putih di Pasar Legi Solo Turun Pascakebakaran
Keringan itu, sebutnya, bisa berupa penuruna biaya retribusi pasar, listrik, atau PBB sampai masa terima pasar darurat nanti.
Pantauan TribunSolo.com, para pedagang terdampak kebakaran saat ini menempati areal halaman Pasar Legi.
Wali Kota Solo Pimpin Langsung Pembangunan Los Darurat
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo alias Rudy menyambangi Pasar Legi, Solo, pada Senin (5/11/2018) pagi.
Ia memimpin pembangunan los pasar darurat di halaman pasar.
Pantauan TribunSolo.com sekira pukul 09.30 WIB, tampak sterilisasi area telah dilakukan oleh petugas Satpol PP dan Linmas.
Sejumlah pekerja bangunan juga terlihat memindahkan rangka besi dan baja bekas los pasar darurat Pasar Klewer di Alun-Alun Utara.
Rencananya, los pasar darurat didirikan khusus untuk pedagang oprokan pasar.

Wali kota mengatakan, pembangunan los pasar darurat diupayakan segera agar para pedagang terwadahi.
"Ini kita pakai (rangka besi dan baja los) pasar darurat klewer, secepatnya kita dirikan karena pembangunan pasar masih lama," ujarnya ditemui di sela kegiatan.
Rudy, sapaan akrabnya, menuturkan, los pasar darurat dibangun memanfaatkan halaman sisi utara area pasar.
Bangunan los terdiri dari empat hanggar.
Dengan rangka besi dan baja serta atap galvolum.
"Semoga bisa jadi 2 pekan ke depan," harap dia.
Untuk diketahui, Pasar Legi terbakar pada Senin (29/10/2018) sore.
Penyelidikan kebakaran ditangani oleh Polresta Solo dan Polda Jateng.
Dua ribu lebih pedagang menjadi korban atas kejadian itu.
Harga Komoditas Terpantau Stabil di Pasar Legi
Sejumlah pedagang sembako korban terdampak kebakaran Pasar Legi Solo, beberapa waktu lalu membuka lapak mereka di halaman Pasar Legi, Minggu (4/11/2018).
Namun, karena terbatasnya tempat berjualan, mereka tidak menjual semua bahan kebutuhan pokok.
Pantauan TribunSolo.com, beberapa pedagang hanya menjual bawang merah dan bawang putih atau hanya menjual cabai.
Janti, pedagang bawang mengatakan, sejak Pasar Legi terbakar, dia tetap menjual bawang merah dengan harga normal berkisar Rp 16-18 ribu tergantung jenis bawang.
Begitu juga dengan cabai merah dan cabai rawit.

Tidak ada kenaikan harga.
Satu kilogram cabai merah dijual seharga Rp 15.000.
Justru harga bawang putih, menurut beberapa pedagang mengalami penurunan.
Janti, pedagang bawang terdampak kebakaran di Pasar Legi, Minggu (4/11/2018). (TRIBUNSOLO.COM/EFREM SIREGAR)
• Pedagang Pasar Legi Solo Terdampak Kebakaran Sementara Dibebaskan Berjualan di Sekitar Kawasan Pasar
“Bawang putih yang awalnya Rp22.000 turun jadi Rp20.000 per kilogram,” kata Janti saat ditemui TribunSolo.com.
Janti mengatakan, tidak ada niatan untuk menaikan harga jualannya pascakebakaran.
“Saya hanya mengikuti harga dari bos (agen),” ucapnya.
Pedagang bawang lainnya, Sri Marwati bahkan mengaku bawang putih miliknya dijual seharga Rp18.000 per kilogram.
Ia menduga turunnya harga bawang putih lantarn permintaan pedagang dari agen menurun pascakebakaran.
“Karena stok bawang putih di bos (agen) masih banyak, sementara pedagang yang ingin mengambilnya sedikit,” kata Sri Marwati. (Efrem Siregar/Chrysnha Pradipha)