Mahfud MD Puji Sikap Tegas Pemkab Madiun yang Datang ke Yogyakarta demi Dengarkan Ceramahnya
Mahfud MD baru saja memberikan ceramah di hadapan puluhan pejabat dari Madiun, Minggu (2/12/2018), terkait Birokrasi Pancasila.
Penulis: Rohmana Kurniandari | Editor: Fachri Sakti Nugroho
• Banyak PNS yang Aktif di Parpol dan Maju Caleg, Mahfud MD: Itu Tidak Berkah Karena Melanggar UU
Menanggapi hal tersebut, Mahfud pun memuji sikap tegas Pemkab Madiun yang ingin membangun "Birokrasi Pancasila".
Bahkan hingga mereka menyempatkan waktu untuk datang langsung ke Kota Pelajar itu untuk bertemu dengan Mahfud.
Terkait materi tentang Birokrasi Pancasila, menurut Mahfud hal itu berasal dari ide di mana birokrasi harus berwatak pancasialis.
Dengan mengutamakan pelayanan bukan bermaksud menguasai, santun bukan arogan, dan melaksanakan nilai-nilai pancasila bukan hanya secara hukum namun juga secara moral serta etik.
"Menurut saya bagus, Pemkab Madiun berani tegas menyebut ingin membangun "Birokrasi Pancasila".
Idenya, birokrasi kita hrs berwatak Pancasilais, melayani bukan menguasai, santun bkn arogan, melaksanakan nilai2 Pancasila bkn hanya scr hukum tetapi juga secara moral dan etik. Bravo," imbuhnya.
• Selain Istilah Nomor Piro Wani Piro, Mahfud MD Beberkan Istilah Polsek dalam Praktik KKN
Terlepas dari materi terkait Birokrasi Pancasila yang disampaikannya, Mahfud juga menanggapi soal anggaran dana untuk acara tersebut.
Ketika banyak orang menilai bahwa hal itu hanyalah pemborosan, Mahfud menilai semua tergantung persepsi.
Ia pun membandingkan perjalanan antara Madiun - Yogyakarta dengan Jakarta Pusat - Cengkareng.
Mahfud menyebut keduanya tak jauh berbeda.
Dalam tradisi Islam, dikatakannya, hal itu disebut dengan rihlah ilmiah, yakni perjalanan mencari ilmu.
"Ada yg bilang acr ini pemborosan. Mnrt sy, tergantung persepsinya.
Perjalanan darat Madiun-Yogya dgn membawa mobil sendiri2 terkadang tak beda jauh 'waktunya' bila dibandingkan Jakpus-Cengkareng di waktu tertentu.
Dlm tradisi Islam ada "rihlah ilmiah", perjalanan mencari ilmu," pungkasnya.
(TribunSolo.com/Rohmana Kurniandari)