Nasihat Abdul Somad Menghadapi Pemilu dan Pilpres 2019: Tak Perlu Takut, Kita Bukan Negara yang Baru
Menurut Abdul Somad, di masa peralihan kekuasaan atau pemilu, hampir semua aspek kehidupan selalu dikaitkan dengan hal-hal politik.
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Dua kubu tersebut kerap disapa 'kampret' dan 'cebong'.
Lebih lanjut menurut Karni, dua kubu tersebut berperang secara masif di media sosial.
Bahkan Karni menyebut dua kubu ini lebih nyaring suaranya dibanding calon-calon yang maju dalam Pemilu.
Atas kondisi tersebut, Karni Ilyas khawatir adanya dua kubu ini dapat memecah belah bangsa.
• Cerita Abdul Somad saat Menduga Ada Intelejen Mesir yang Memata-matai Kelompoknya
"Bagaimana ustadz, kalau kita lihat di media, apalagi di media sosial, seolah-olah bangsa ini terbelah dalam dua opini besar."
"Yang satu dibilang kampret yang satu dibilang cebong."
"Ini lebih keras perangnya dari pada yang kampanye terbuka, atau calon-calon yang mereka majukan."
"Saya agak khawatir sebetulnya bangsa ini terpecah begitu, dan yang lebih khusus lagi, ummat pun terasa terpecah dua."
"Bagaimana ustadz melihatnya dan apa yang ustadz ingin sampaikan agar tidak terjadi hal buruk nanti?," tanya Karni Ilyas.
Menaggapi hal tersebut, Abdul Somad mengatakan bahwa tokoh-tokoh penting yang ada di dua kubu tersebut harus dipertemukan untuk diajak rembug bersama.
Abdul Somad juga tak ingin bangsa ini terpecah hanya karena kepentingan politik sesaat alias 5 tahunan.
"Menjinakkan buaya itu sulit, tapi ada yang lebih sulit, menjinakkan pawang-pawang buaya," jawab Abdul Somad.
"Insyaallah kalau pawang-pawang ini sudah duduk bersama terlepas dari latar belakang, basic pendidikan, partai, kepentingan, duduk bersama yang kita bahas adalah kepentingan besar sebagai ummat."
"Dulu kita pernah punya masa lalu, Sriwijaya kemudian Majapahit."
"Maka jangan sampai kepentingan sesaat 5 tahun ini memporak-porandakan bangunan yang kokoh dan kuat."
"Bahwa nanti setelah kita berijtihad menurut isyarah kita ini yang kita pilih, Insyaallah Allah akan memberikan jalan."
"Maka saya pikir tokoh-tokoh intinya harus mendinginkan," imbuh Abdul Somad. (*)