Imlek 2019

Cerita Kampung Sudiroprajan Solo, Meleburnya Etnis Jawa-Tionghoa yang Berbuah Keuntungan

Selama puluhan tahun etnis Jawa dan Tionghoa hidup rukun di Kampung Sudiroprajan Solo, berikut cerita pluralitas dari Pecinan terbesar di Kota Solo.

Penulis: galuh palupi | Editor: Aji Bramastra
TribunStyle/Galuh Palupi
Warga Sudiroprajan menggantung lampion sambut Imlek 2019. 

Menurut Angga, toleransi warga Sudiroprajan terlihat dari kehidupan sehari-hari .

Dalam hal organisasi kedesaan misalnya, tak ada pembeda antara Jawa dan Tionghoa, semua memiliki kewajiban dan hak yang sama.

Begitu pula ketika misalnya ada peristiwa di kampung seperti kematian.

Mengapa Tahun Baru Imlek Selalu Jatuh Antara Bulan Januari dan Februari? Begini Penghitungannya

Warga saling bahu-membahu membantu, tak peduli etnis apa yang tengah berduka.

"Misalnya saja saat ada kematian, kalau yang meninggal orang Tionghoa ya yang Jawa ikut membantu pun sebaliknya. Tapi tentunya dengan menghormati adat masing-masing," kata Angga.

Grebeg Sudiro

Kerukunan antar etnis yang ada di Sudiroprajan pada akhirnya melahirkan even budaya bernama Grebeg Sudiro.

Grebeg Sudiro kini menjadi agenda tahunan wisata di Solo jelang datangnya Imlek.

Cikal Bakal Barongsai di Solo, 4 Perkumpulan Barongsai Turut Serta Rayakan Imlek Pertama di Solo

Gunungan kue keranjang di Grebeg Sudiro Imlek 2019
Gunungan kue keranjang di Grebeg Sudiro Imlek 2019 (TribunStyle/Galuh Palupi)

Dari cerita Angga, 2019 merupakan kali ke-12 Grebeg Sudiro dilaksanakan.

"Grebeg Sudiro tahun ini merupakan tahun ke-12. Sudah ada sejak 2007 dan sekarang menjadi agenda rutin yang dinantikan masyarakat."

Selain sebagai even wisata dan budaya, Grebeg Sudiro merupakan cerminan dari toleransi antar etnis itu sendiri.

Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya simbol-simbol budaya Tionghoa.

Pisang dan Jeruk Jadi Buah Wajib sebagai Sesajen saat Imlek, Ternyata Ini Maknanya

"Di Grebeg Sudiro memang banyak simbol Tionghoa seperti lampion, gunungan kue keranjang dan barongsai. Tapi coba perhatikan pemain barongsai banyak yang etnis Jawa. Kue keranjang dan lampion juga dinikmati banyak kalangan. Sebenarnya yang ingin ditonjolkan yang harmoninya itu," kata Angga.

Pertunjukan liong barongsai di Grebeg Sudiro Imlek 2019
Pertunjukan liong barongsai di Grebeg Sudiro Imlek 2019 (TribunStyle/Galuh Palupi)

Berbuah Keuntungan

Harmoni antar etnis di Sudiroprajan nyatanya berbuah manis, termasuk di sektor ekonomi.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved