Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Pagi Ini, Puncak Gunung Merbabu Tampak Seperti Kenakan Topi, Pertanda Apakah? 

Fenomena sebuah awan berbentuk menyerupai topi menutupi puncak Gunung Merbabu, Jawa Tengah, Kamis (3/10/2019) pagi.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Garudea Prabawati
Instagram/johanjacob_oki
Penampakan Gunung Merbabu bercaping, Kamis (3/10/2019). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya 

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Fenomena sebuah awan berbentuk menyerupai topi menutupi puncak Gunung Merbabu, Jawa Tengah, Kamis (3/10/2019) pagi. 

Kasubbag TU Balai Taman Nasional Gunung Merbabu, Johan Setyawan mengatakan, fenomena tersebut sudah tampak pagi hari ini.

"Tadi pagi memang puncak Gunung Merbabu ketutup awan topi," terang pria yang akrab disapa Johan itu kepada TribunSolo.com, Kamis (3/10/2019).

"Tapi hal demikian biasa di gunung, namun barangkali tidak sesempurna itu," imbuhnya membeberkan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo mengatakan, fenomena awan di puncak gunung setinggi 3.145 itu mulai terdeteksi sejak pukul 03.00 WIB. 

Instagram/johanjacob_oki
Penampakan Gunung Merbabu bercaping, Kamis (3/10/2019).
Instagram/johanjacob_oki Penampakan Gunung Merbabu bercaping, Kamis (3/10/2019). ()

"Tadi pagi sekitar jam 3 pagi dan sampai sekarang masih terlihat," terang pria yang akrab disapa Kurniawan itu. 

"Itu bisa semingguan lebih, baru tadi pagi muncul, semingguan lebih baru hilang pertanda musim penghujan," imbuhnya. 

Polresta Solo Kenalkan Wakapolresta Baru, dan Tiga Penjabat Kepolisian Baru Lainnya

Diduga Korban Pembunuhan, Mayat di Jombang ini Ditemukan dalam Posisi Bersujud & Berlumur Darah

Kurt Cobain Pernah Bunuh Diri di Rumah Ini, Kini Rumah Tersebut Dijual Rp 106 Miliar

Kurniawan mengatakan, orang Jawa biasa mengenal fenomena tersebut dengan nama ampak-ampak atau bahasa ilmiahnya adalah awan kumulonimbus. 

"Setiap dua musim, dari kekeringan ke musim hujan terjadi, hampir setiap setengah tahun tidak apa apa,"

"Tiap pancaroba terjadi, bulan Oktober ke November, April ke Mei," imbuhnya membeberkan.

Kemunculan awan tersebut, lanjut Kurniawan, menunjukan di puncak Gunung Merbabu ada awan yang mengandung partikel-partikel air.

"Dimungkinkan tejadi badai dan hujan lokal disertai angin kencang 500 meter dari puncak gunung", terang Kurniawan. 

Kurniawan mengungkapkan, pendaki masih diperbolehkan mendaki ke puncak Gunung Merbabu.

"Tidak apa-apa asal alat sudah lengkap, tidak apa apa karena itu tidak beracun hanya mengandung air," terang Kurniawan. 

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved