Berita Solo Terbaru
Habib Luthfi Dihina, Begini Tanggapan Ketua PCNU Solo
PC NU Kota Solo menyayangkan aksi penghinaan terhadap Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya atau Habib Luthfi di Facebook.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
"Ketika terciduk cukup hanya meminta maaf, dengan hanya menuliskannya di selembar kertas dan materai. Secara batin kami memaafkan tapi secara hukum ini harus ditindaklanjuti sampai selesai dan usut tuntas," tutur panglima PGN, Taofik Hidayat, dikutip TribunSolo.com dari Tribunjateng.com.
Menurutnya akun itu telah menebarkan provokasi dan menimbulkan gesekan-gesekan yang terjadi di Indonesia, terutama antar umat beragama.
Postingan-postingan tersebut dianggapnya akan sangat berbahaya terutama bagi kalangan awam yang baru belajar agama.
"Kami melihat postingan itu sejak September. Namun yang kemarin ramai adalah berita terkait pengangkatan Habib Luthfi menjadi Wantimpres," ungkapnya.
Menanggapi laporan tersebut, Kapolresta Banyumas, AKBP Whisnu Caraka mengatakan tidak akan tinggal diam terkait laporan tersebut.
"Yang jelas kami tidak akan tinggal diam. Kami akan bergerak maksimal sekaligus minta dukungan dari teman-teman semua," ujar Kapolresta.
Kapolres menegaskan selama masih dalam wilayah kewenangan Polresta Banyumas, maka laporan tersebut akan digarap maksimal sepenuhnya oleh kepolisian.
Sebelumnya diberitakan sejumlah gabungan ormas yang terdiri dari PGN, Pagar Nusa, dan Banser Kecamatan Sokaraja, melaporkan sebuah akun Facebook atas nama 'Arahman' yang mereka anggap melakukan provokasi.
Mereka mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Banyumas untuk melaporkan akun facebook tersebut.
Gabungan ormas tersebut menganggap bahwa pemilik akun facebook atas nama Arahman telah melakukan penghinaan.
Pertama adalah penghinaan terhadap pejabat negara baik itu presiden dan wakil presiden.
"Kami sebagai warga negara merasa terpanggil karena pelecehan dan penistaan atas nama Arahman," ujar panglima Patriot Garuda Nusantara (PGN), Taofik Hidayat, Senin (16/12/2019).
Kedua adalah penghinaan terkait dengan NKRI dimana dalam akun tersebut menganggap bahwa Indonesia adalah negara kafir.
"Karena tidak berdasarkan khilafah maka dianggap sebagai negeri kafir," imbuhnya.
Postingan-postingan tersebut disampaikan di media sosial yang dibaca oleh banyak orang. (*)