Antar Pasien dengan Getek, Begini Kisah Haru Pelayan Kesehatan di Pedalaman Aceh Timur
Ataillah bersama dr Afrizal siaga di tepi Sungai Simpang Jernih, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, 5 Februari 2020 sore.
Empat Desa lainnya pun seperti Pante Kera, Melidi, Rantau Naro, Tampor Bor dan Tampoh Paloh juga menggunakan perahu menuju ke Puskesmas.
Bedanya, di Desa Melidi telah dibangun Puskesmas Pembantu untuk penanganan pasien sementara.
Sedangkan khusus penyakit yang parah terpaksa dirujuk dengan boat ke Puskesmas Simpang Jernih seterusnya ke rumah sakit pemerintah di Kota Idi, Aceh Timur.
"Pasien yang kemarin itu (Merun) masih bisa ditangani di Puskesmas. Keluhannya demam. Setelah dokter mengobservasi diputuskan ditangani di Puskesmas,” katanya.
• Cerita Dokter Zaki Penemu Virus Corona yang Dipecat dari RS Karena Penelitiannya
Daerah pedalaman, akses hanya perahu getek
Ataillah mengakui akses transportasi memang lewat perahu. “Jalur terdekat lewat sungai,” katanya.
Dengan segala keterbatasan yang ada, sambung Ataillah, petugas medis terus menjalani tugas sepenuh hati. Bahkan terkadang naik ke perahu memasang infus pasien sampai ke Puskesmas.
“Kami kerjakan ikhlas, terpenting bisa melayani sebaik mungkin yang kami bisa,” pungkasnya.
Mereka garda terdepan melayani kesehatan masyarakat pedalaman.
Mereka membunuh jenuh di pedalaman, demi merawat pasien hingga pulih dan tersenyum kembali.
(Kompas.com / Kontributor Lhokseumawe, Masriadi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Haru Pelayan Kesehatan di Pedalaman Aceh Timur, Antar Pasien dengan Getek",