Fakta Dibalik Mi Ayam Tumini yang Viral di Media Sosial
Warung mi ayam itu berada di Jalan Imogiri Timur No 187 Umbul Harjo, atau di sisi utara pintu masuk Terminal Giwangan.
Saat pertama kali dibuka, Suparman menjual satu porsi mi ayamnya seharga Rp 250. Dalam satu hari, mereka menjual sampai 30 porsi dan 60 porsi di akhir pekan,
Pada tahun 1996, Suparman kecelakaan dan meninggal dunia. Ia sempat dirawat selama 2 minggu.
Kala itu, usaha mi ayam sempat diserahkan ke kerabatnya. Namun omzetnya menurun karena cara memasaknya berbeda.
Tumini pun kembali mengambil alih dan seiring waktu, mi ayamnya kembali laris.

Viral di media sosial
Eko Supriyanto mengatakan mi ayamnya booming di media sosial sekitar awal tahun 2000-an. Saat itu banyak pelanggannya yang membagikan informasi tentang Mie Ayam Tumini di media sosial.
Mie Ayam Bu Tumini memiliki mi dengan ciri khas ukuran yang cukup besar serta kuah yang kental berwarna kecoklatan.
Kuah dengan cita rasa gurih manis tersebut berasal dari proses pemasakan ayam yang digunakan untuk toping mi ayam.
“Sejak ada medsos, YouTuber ikut (mereview mi ayam), akhirnya sampai keluar daerah. Ada Facebook ada, Twitter, dan Instagram,” ucap Eko.
• Merawat Toleransi di Solo, Pemkot Unggulkan Kebijakan 3WMP Sebagai Bukti Negara Hadir, Ini Caranya
• Kabar Terkini Artis Nina Shaqi, Pemeran Ratna Mantan Pacar Ojak di Tukang Ojek Pengkolan
Sejak saat itu pelanggan Mie Ayam Tumini terus berdatangan bahkan hingga ratusan orang per hari.
Rata-rata per hari, 700 mangkok mie ayam ludes terjual di warung pertama di Jalan Imogiri.
Pada tahun 2015, warung tersebut menghabiskan 50 kilogram ayam dan 70 kilogram tepung terigu.
Saat ini Mie Ayam Tumini memiliki empat cabang. Untuk mempertahankan rasa, semua cabang Mie Ayam Tumini mendapatkan suplai bumbu dari warung utama di Jalan Imogiri.
Sebelum meninggal, Bu Tumini masih menunggui warung mi ayam dan mengecek bumbu. Hingga akhirnya Tumini mengeluh sakit pada Jumat (7/2/2020). Satu hari rawat, Bu Tumini meninggal di RS Rajawali Citra, Plered, Bantul.
Keluarga memutuskan memakamkan Tumini di Desa Jatiayu karena sang suami juga ikut dimakamkan di sana.
(Markus Yuwono/Luthfia Ayu Azanella)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Mi Ayam Tumini, 30 Tahun Bertahan, Viral di Media Sosial"