Berita Solo Terbaru
Bantu Keuangan Keluarga, Siswi SD di Solo Rela Mulung Sepulang Sekolah Cari Rongsok
"Sudah lama memulungnya, itu dari kelas 4 SD sepulang sekolah," ujar Popy kepada TribunSolo.com, Sabtu (22/2/2020).
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Semangat hidup Popy Septilia Erlinda (16) seorang pelajar Sekolah Dasar (SD) warga Tegalharjo, Kecamatan Jebres, Solo patut di contoh.
Saat anak lain seusianya sibuk bermain, Siswi Kelas 6 Sekolah Dasar (SD) itu harus akrab dengan debu dan kotoran jalanan selama dia memulung.
• Panlok 44 Solo Kumpulkan Perwakilan Sekolah Solo Raya Bahas SNMPTN 2019
• Kisah Bocah Yatim Piatu Curi Kotak Amal di Semarang karena Kelaparan, Akhirnya Dirawat Orang Ini
Anak bungsu pasangan Irfan Suyatno (52) dan Sukirah (53) itu harus membantu keuangan keluarganya dengan memulung rongsok.
Irfan sendiri bekerja sebagai tukang di sebuah SMA Negeri di Solo, sedangkan Sukirah bekerja sebagai penjual pakaian bekas di Pasar Ledoksari Solo.
Popy biasa memulung rongsok di sepanjang jalan menuju ke Rusunawa Blok A Mertoudan, Kelurahan Mojosongo, Solo, rumah tinggalnya kini.
Botol-botol plastik dan kardus dikumpulkannya ke dalam sebuah karung.
Kegiatan memulung rongsok sudah dilakukan Popy sejak kelas 4 SD sepulang sekolah.
"Sudah lama memulungnya, itu dari kelas 4 SD sepulang sekolah," ujar Popy kepada TribunSolo.com, Sabtu (22/2/2020).
"Kalau pulang pukul 15.00 WIB kadang sampai rumah bisa pukul 16.30 WIB atau pukul 17.00 WIB," kata Popy.
Terkadang, Popy memulung rongsok bersama sang ibu Sukirah.
Ketika hari Jumat, Popy akan menghampiri Sukirah yang sedang berjualan pakaian bekas di Pasar Ledoksari lalu memulung rongsok bersama.
"Terkadang itu aku lakukan sendiri, kadang juga sama ibu," tutur Popy.
"Kalau sama ibu biasanya hari Jumat setelah aku pulang sekolah pukul 11.00 WIB," tambahnya.
Popy memulung rongsok atas keinginannya sendiri tanpa adanya paksaan dari orang tuanya.
Itu dilakukannya demi membantu orang tuanya dan keuangan keluarga.
"Waktu mau masuk kelas 1 SD, aku ikut ibu memulung rongsok di daerah sekitaran Jagalan Solo," tutur Popy.
"Saat itu aku masih kecil dan digendong, ibu waktu itu naik sepeda keliling mencari rongsok," tambahnya.
Popy saat ini tidak malu dengan keputusannya memulung rongsok.
"Awalnya sempat malu, tapi sekarang tidak karena ingin membantu orang tua sama keuangan keluarga," katanya.
"Aku cuma mau bantu bapak-ibu buat nambah penghasilan keluarga," imbuhnya.
Rongsok yang dikumpulkan lantas dijual Popy ke pengepul yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Paling sedikit Rp 5 ribu dan paling banyak pernah dapat Rp 10 ribu," ungkap dia.
"Uang itu lalu aku tabung untuk membeli keperluan sekolah, misalnya beli buku," tandasnya. (*)