Pengeroyokan Kartasura
Buntut Anggota Ditangkap Polres Sukoharjo, Pimpinan Pusat Sardulo Seto Ungkap Kegiatan di Padepokan
Pimpinan Pusat Sardulo Seto (SS), Gus Imam buka suara paska anggotanya diciduk polisi buntut dari pengeroyokan 3 pemuda di Kartasura.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pimpinan Pusat Sardulo Seto (SS), Gus Imam Heru Purnomo buka suara paska anggotanya diciduk polisi buntut dari pengeroyokan 3 pemuda di Jalan Kranggan Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo pada pertengahan bulan lalu.
Gus Imam menerangkan, jika padepokannya merupakan tempat untuk pendidikan agama.
Dia menceritakan awal mula padepokan SS berdiri sejak tahun 2006 di Kota Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Padepokan itu resmi, saya membuat itu prosesnya lama," ungkapnya saat mendatangi Mapolres Sukoharjo, Senin (24/2/2020).
"Saya kungkum (berendam) itu 101 hari dan saya sering ziarah," katanya.
• BREAKING NEWS : 3 Pesilat di Sukoharjo Ditangkap, Diduga Pelaku Pengeroyokan Kartasura
Hingga pada akhirnya dia ingin membuat sebuah pondok pesantren.
"Tapi sama guru saya menyarankan untuk membuat padepokan yang memiliki nilai religi yang tinggi," imbuhnya.
Menurutnya, SS sendiri saat ini lebih fokus pada kegiatan sosial kemasyarakatan dan keagamaan.
"Kegiatan kita untuk sosial, dan pengajian rutin sampai sekarang," terangnya.
• Pimpinan Perguruan Silat Sayangkan Polisi Tembak Anggotanya, Sebut Kasus Kartasura hanya Salah Paham
Dia menuturkan, padepokan SS sudah memiliki 15 cabang yang tersebar di kota/kabupaten.
Di antaranya di Boyolali, Sukoharjo, Salatiga dan Karanganyar.
Dia mengklaim jika pengikutnyadatang dari berbagai penjuru nusantara.
Gus Imam selalu mengajarkan untuk selalu menjalin persaudaraan dengan sesama.
"Yang masuk kepadepokan kita ingin belajar, dengan minimal usia SMA, dan itupun gratis," jelasnya.