Sejarah Kota Solo
Sejarah & Data Lengkap Taman Sriwedari Solo : Akhir Riwayat Hadiah Pakubuwono IX untuk Putra Mahkota
Sejarah & Data Lengkap Taman Sriwedari Solo : Akhir Riwayat Hadiah Pakubuwono IX untuk Putra Mahkota
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Aji Bramastra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSOLO.COM - Taman Sriwedari Solo merupakan taman kota milik Pemerintahan Surakarta yang terletak di tepi Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Taman tersebut telah dibangun sejak tahun 1877, tepatnya di era Pakubuwana X.
• Sejarah Baru Stadion Manahan Solo, Pernah Diresmikan Soeharto, Usai Renovasi Diresmikan Lagi Jokowi
• Begini Fakta Lain Sejarah Panjang Taman Sriwedari Versi Majalah Kajawen yang Terbit pada Tahun 1929
Oleh Pakubuwana X, Taman Sriwedari dibangun di atas tanah pemberian Pakubuwana IX.
Menurut sejarawan Solo, Heri Priyatmoko, Pakubuwana IX membelinya sebagai hadiah bagi putra mahkotanya.
Heri juga menjelaskan bahwa segala bentuk urusan administrasi diurus oleh K.R.A Sasranegara yaitu leluhur dari R.M.T Widyodiningrat.

Pembelian tanah tersebut tercatat dalam akta notaris dengan nomor 10 tanggal 13 Juli 1877 dengan harga 65.000 gulden dari warga Belanda Johanness Busselarr.
Dilansir dari situs Rumah Belajar milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (belajar.kemdikbud.go.id), pembangunan tersebut bertujuan untuk menjadi tempat terselenggaranya tradisi hiburan di setiap acara Malam Selikuran.
Pembangunan Taman Sriwedari, juga diharapkan bisa jadi tempat hiburan bagi para rakyat, abdi dalem hingga sentana dalem, saat itu.
Penggunaan nama Sriwedari sendiri berasal dari cerita pewayangan, yaitu sebuah tempat yang digunakan menjadi tempat hiburan bagi para istri Prabu Harjuna.
Sebelum Taman Sriwedari berdiri, daerah tersebut merupakan wilayah dari Desa Talawangi.

Saat ini, nama Desa Talawangi lebih dikenal dengan Kelurahan Kadipolo, dengan batas di sebelah utara adalah Jalan Besar Purwosari( saat ini Jalan Slamet Riyadi) dan batas timur adalah Jalan Pasar Kembang (sekarang Jalan Honggowongso), serta sebelah selatan berbatasan Jalan Besar Baron (sekarang Jalan Dr Rajiman).
Demi menyenangkan rakyatnya, Pakubuwana X menganggarkan biaya ribuan gulden untuk membangun taman dan menghias segala di dalamnya.
Anggaran tersebut digunakan untuk membeli beraneka ragam hewan buruan.
Secara geografis, lokasi tanah Sriwedari memiliki bentuk persegi panjang yang membujur dari barat ke timur.