Sejarah Kota Solo
Sejarah & Data Lengkap Taman Sriwedari Solo : Akhir Riwayat Hadiah Pakubuwono IX untuk Putra Mahkota
Sejarah & Data Lengkap Taman Sriwedari Solo : Akhir Riwayat Hadiah Pakubuwono IX untuk Putra Mahkota
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Aji Bramastra
Namun karena letaknya terlalu jauh dari keraton, maka letaknya digeser hingga lokasi yang berada saat ini.
Keempat, ketika dibangun sebagai taman, banyak tanaman yang masih baru saja ditanam, sehingga menimbulkan efek cuaca yang panas pada saat itu.
Berselang waktu baru Taman Sriwedari menjadi taman yang menyenangkan.
Namun cerita soal Taman Sriwedari di majaleh Kejawen tersebut disangkal oleh sejarawan, Heri Priyatmoko.
Dia menjelaskan bahwa itu hanya sebuah mitos dan cerita rakyat biasa tanpa bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Museum Radya Pustaka
Museum Radya Pustaka merupakan salah satu bangunan yang terletak di area kompleks Taman Sriwedari sebelah timur. Berada di Jalan Slamet riyadi, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo.
Didirikan pada tanggal 28 Oktober 1890 oleh KRA Sosrodiningrat IV salah seorang Pepatih dalem Keraton Surakarta.

Secara makna, Radya Pustaka diambil dari kata Radya yang bermakna negara atau keraton, dan Pustaka bermana perpustakaan.
Sehingga maknanya adalah perpustakaan milik negara.
Secara arsitektur Museum Radya Pustaka mengikuti gaya Belanda.
Pemiliknya terdahulu adalah seorang Belanda yang bernama Johannes Busselaar, kemudian dibeli oleh Pakubuwono X.
Akhirnya, pada 1 Januari 1913 diserahkan pada Paheman Radya Pustaka untuk menjadi museum.
Bangunan tersebut memiliki luas keseluruhan adalah 523,24 meter persegi.
Terdiri atas ruang pameran 389,48 meter persegi, ruang perpustakaan 33,76 meter persegi dan ruang perkantoran 100 meter persegi.
