Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

IDI Solo Pastikan Tak Ada Dokter dan Tenaga Medis di Kota Solo yang Berstatus Positif Corona

katan Dokter Indonesia (IDI) Kota Solo memastikan belum ada dokter, perawat, dan tenaga medis di Kota Solo yang berstatus positif Covid-19.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TRIBUNSOLO.COM/EKA FITRIANI
Ruang humas RSUD dr Moewardi, Solo, Selasa (4/6/2019) 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Solo memastikan belum ada dokter, perawat, dan tenaga medis di Kota Solo yang berstatus positif Covid-19.

Meski, beberapa dari mereka sempat berstatus orang dalam pemantauan (ODP).

Ketua IDI Cabang Solo, dr Adji Suwardono menyampaikan status tersebut diberikan lantaran mereka sempat memberikan layanan kesehatan dengan pasien positif Covid-19 yang meninggal pertama kali.

Update Corona Jateng per 29 Maret: 63 Kasus Positif, 2 Pasien Sembuh dan 7 Orang Meninggal Dunia

Seperti diketahui, pasien tersebut meninggal pada 11 Maret 2020 dan memiliki riwayat mengikuti seminar di Bogor, Jawa Barat.

"Tidak ada yang positif, alhamdulillah di Kota Solo temen yang memberikan layanan isolasi di RSUD Dr Moewardi sebatas ODP dan setelah dicek sampai saat ini tidak ada yang sampai jadi positif," tutur Adji kepada TribunSolo.com, Minggu (29/3/2020).

"Kemarin contohnya pasien kasus 1, teman sejawat memberikan layanan kepada pasien positif Covid-19 yang meninggal," jelasnya.

KAI Batalkan Jadwal 21 Kereta Api Lokal per 1 April 2020, Simak Daftarnya

"Itu dia langsung melakukan isolasi sendiri di kos/di rumah selama 14 hari, setelah dinyatakan negatif Covid-19 baru kembali bekerja," imbuhnya membeberkan.

Adji menilai strategi yang diterapkan tim penanganan pasien virus Corona RSUD Dr Moewardi Solo efektif.

"Pemilihan dan strategi yang diterapkan sudah tepat, siapa yang menjadi garda terdepan memang harus dirolling, jangan sampai kelelahan," jelas dia.

"Ada shift, awal-awal proses screeningnya selama 24 jam, sekarang sudah tidak," tambahnya.

5 Kampung di Sukoharjo Ini Lakukan Lockdown Lokal, Akses Keluar Masuk DIbatasi

Apalagi, aplikasi peduli lindungi yang diluncurkan pemerintah guna melacak penyebaran Covid-19 sudah bisa digunakan.

"Aplikasi peduli lindungi dari pemerintah untuk screening awal sangat membantu, jadi tidak semua ke rumah sakit atau ke klinik," ucap Adji.

Adji berharap dokter, perawat, dan tenaga medis yang bertugas menangani pasien Covid-19 tidak ada yang positif.

Bocah 13 Tahun Asal Klaten yang Ceburkan Diri ke Sungai Ditemukan Tersangkut di Jembatan Sragen

Pasalnya di daerah lain sebelumnya mengalami nasib berbeda, sehingga ada yang terserang virus tersebut.

"Semoga tidak ada, jangan sampai ODP terus menjadi PDP terus suspect kemudian positif," harapnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved