Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

Kisah Cipto Tutup 6 Warung Imbas Corona Klaten, Ubah Kenyataan Pahit di Masa Sulit Demi Cetak Rupiah

Cipto sulap halaman warung miliknya yang berada di Jalan Karanglo-Cokro Kabupaten Klaten ini jadi tempat pengrajinan ketongan bambu.

Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Sucipto Edi Nugroho (54) pemilik warung makan 'Sop Pak Cip' yang banting setir menjadi penrajin Ketongan dari Bambu, di Jalan Karanglo-Cokro, Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Kamis (23/4/2020). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN – Pemilik warung makan Sop Pak Cip harus menutup 6 warung miliknya akibat dampak Covid-19.

Namun kenyataan pahit itu tak membuat patah arang untuk berjuang.

Pria bernama Sucipto Edi Nugroho atau biasa di panggil Cipto (54) banting stir dengan menjadi pengrajin ketongan dari bambu.

Situasi sulit akibat pandemi Corona membuatnya bangkit sehingga masih bisa membuat dapur ngebul.

Baru Rintis 3 Hari, Usaha Pembuatan Kentongan Warga Solo ini Banjir Permintaan, Sehari Laku 60 Buah

Termasuk mengajak para tengganya bekerjasama dalam menghasilkan pundi-pundi rupiah demi keberlangsungan hidup.

Cipto sulap halaman warung miliknya yang berada di Jalan Karanglo-Cokro, Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten ini jadi tempat pengrajinan ketongan bambu.

Saat ditemui TribunSolo.com di lokasi mengaku dalam beberapa hari ini pihaknya menerima pesanan cukup banyak

"Permintaan ketongan hingga saat ini kira-kira lebih dari 650 buah," aku Cipto kepada TribunSolo.com, Kamis (23/4/2020).

Cipto mengatakan permintaan ketongan ini berasal dari dua wilayah di Solo Raya.

Begini Prediksi Pakar Ekonomi UNS Terhadap Ngerinya Dampak Corona yang Tak Hanya Akibatkan Krisis

"Permintaan dari Kota Solo dan Sukoharjo," kata Cipto.

Lebih lanjut Cipto menjelaskan, dalam sekali pengerjaan bisa memakai sekitar 6-10 bambu panjang.

"Dalam sekali pengerjaan, bisa pakai 6-10 bambu, dan dengan tiga ros bambu bisa dibikin 2 kentongan," terang Cipto.

Cipto membagi 3 harga kentongan bambu berdasarkan kualitasnya.

Banting Stir Jual Masker Kain, Ini Kisah Warga Solo Bertahan Hidup saat Corona Demi Makan & Cicilan

"Mulai dari yang paling rendah seharga Rp 15 ribu, menengah Rp 20 ribu dan kualitas paling bagus Rp 25 ribu," ujar Cipto.

Bahkan saking baiknya, Cipto memperkerjakan 7-8 orang yang dipercaya.

"Jika dirasa masih kurang, kita tambah dua orang," jawab Cipto.

Apalagi mereka yang diberi pekerjaan merupakan masyarakat sekitar rumahnya yang tidak punya kegiatan alias pengangguran.

"Siapa saja yang pasti dia sedang tidak mempunyai pekerjaan," tuturnya.

"Agar mereka tidak menganggur dan hitung-hitung melatih mereka dalam bekerja," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved