Solo KLB Corona
Klaster Bogor, Jakarta, Surabaya di Sukoharjo Berakhir, Kini Muncul Klaster Gowa
Sukoharjo menempati peringkat pertama se-Karasidenan Surakarta dalam jumlah kasus positif Covid-19, atau di peringkat kedua di Jawa Tengah.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kabupaten Sukoharjo menempati peringkat pertama se-Karasidenan Surakarta dalam jumlah kasus positif Covid-19, atau di peringkat kedua di Jawa Tengah.
Saat ini, jumah kumulatif kasus positif di Kabupaten Sukoharjo ada 40 kasus, disusul Solo dengan 22 kasus, Sragen 19 kasus, Karanganyar 18 kasus, Klaten 17 kasus, Wonogiri 10 kasus, dan Boyolali 7 kasus.
Menurut Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sukoharjo Yunia Wahdiyati, ada 4 klaster besar penyebaran virus Corona di Sukoharjo.
• Punya 2 Mesin Apheresis, PMI Solo Siap Bantu Terapi Plasma Pasien Covid-19
Yaitu Klaster Bogor, Jakarta, Surabaya, dan Gowa.
"Klaster Bogor, Jakarta, dan Surabaya sudah selesai, karena kami tak melihat ada turunan yang terkonfirmasi lagi," katanya saat konferensi pers, Senin (4/5/2020).
Namun saat ini masih ada klaster Gowa, yang pada Minggu (3/5/2020) bertambah lagi tiga orang.
• Pria Asal Ngering Klaten yang Akan Jual Ginjal karena Imbas Corona, Kades Beri Tanggapan
Sementara untuk Nakes yang beberapa waktu lalu terkonfirmasi positif Virus Corona, dari hasil tracking yang dilakukan sudah melakukan isolasi orang yang memiliki kontak erat.
Dari pemudik sudah terputus, hanya berputar pada keluarga saja, dan hasil tracking sudah tidak ditemukan lagi.
"Tapi selama ada pemudik yang datang, potensi munculnya kasus akan besar, dan hanya berganti orang," jelasnya.
• Klaster Gowa di Sukoharjo Disebut sebagai Reaksi Imun Terakhir
Dia menambahkan, untuk transmisi lokal tidak ditemukan di Sukoharjo, karena penularan Covid-19 di Sukoharjo belum sampai ke generasi ketiga.
"Misal dari suami menularkan ke istri, lalu istri menularkan ke orang lain, itu belum ada."
"Baru dari suami ke istri atau sebaliknya, dari anak ke orang tuanya, belum sampai ke generasi ketiga," jelasnya.
Yunia menghimbau agar masyarakat tetap melakukan protokol kesehatan yang telah dianjurkan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. (*)