Sejarah Kota Solo
Sejarah dan Asal-usul PMI Solo : Kisah Kelam Pembantaian Brutal oleh Tentara Belanda di Pagi Buta
Sejarah PMI Solo : Kisah Kelam Pembantaian Brutal oleh Tentara Belanda di Pagi Buta
Penulis: Muhammad Irfan Al Amin | Editor: Aji Bramastra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - "Seandainya Jean Herry Dunant masih hidup, ia pasti akan tertarik untuk mengunjungi PMI cabang Surakarta".
Kalimat di atas adalah kutipan tulisan PMI cabang Surakarta dalam buku "PMI Adalah Ladang Amal", yang dibuat untuk memperingati 70 tahun usia PMI di Indonesia.
• Profil dan Kisah Dr Moewardi, Dokter Gembel dari Pati yang Namanya Abadi Jadi RSUD di Kota Solo
Dalam sejarahnya PMI (Palang Merah Indonesia) berdiri pada 17 September 1945.
Sedangkan PMI Surakarta sendiri berdiri tujuh bulan setelah berdirinya PMI Pusat.
Pimpinan pertama dari PMI Surakarta adalah dr KRT Padmonegoro.
Saat pertama didirikan PMI Surakarta menempati Hotel Yuliana pada tahun 1946 hingga 1949.
Saat ini tempat tersebut telah difungsikan sebagai Kantor Detasemen Polisi Militer IV Surakarta.
Tak lama di Hotel Yuliana, PMI Surakarta kembali memindahkan markasnya ke Ndalem Padmonegaran di Jalan Veteran Gading Surakarta, Ndalem tersebut merupakan kediaman dr. KRT Padmonegoro.
Dua tahun di rumah sang kepala markas, pada tahun 1951 PMI Surakarta mencari tempat lain untuk melanjutkan kegiatan mereka.
Akhirnya pindah ke Gedung Societeit Mangkunegaran, yang saat ini difungsikan sebagai Monumen Pers Surakarta.
Lama berkantor di Gedung Sociteit Mangkunegaran, tidak membuat PMI Surakarta menetap di tempat milik Kasunanan Mangkunegaran tersebut.
Hingga akhirnya di saat Rumah Sakit Jebres berdiri, PMI Surakarta ikut menempati gedungnya.
Setelah sembilan tahun di Rumah Sakit Jebres (saat ini bernama Rumah Sakit Dr Moewardi), PMI Solo pindah lagi pada tahun 1986.
PMI Surakarta pindah ke Jalan Kolonel Sutarto No. 58 Jebres Surakarta, tepatnya berseberangan dengan Rumah Sakit Dr Moewardi Solo.
Hingga saat ini, masih berada di sana.