Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Dihantam Pandemi Corona, Seperti Inilah Kondisi Kota Megah Dubai Ketika Hadapi Masalah Ekonomi

Di distrik Marina Dubai yang mewah, kapal pesiar putih ditambatkan ke dermaga, tertonggok tak bergerak, seperti nasib banyak perusahaan.

(KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO)
Pemandangan gedung-gedung di Kota Dubai dilihat dari lantai 148 Gedung Burj Khalifa, Dubai, Uni Emirates Arab, Kamis (27/10/2017). Burj Khalifa memiliki tinggi 868 meter atau 2.717 meter di atas permukaan laut. Tinggi Burj Khalifa sendiri dua kali lipat Menara Eiffel, Paris dan lebih tinggi dari Gunung Bromo bila diukur dari permukaan laut. 

TRIBUNSOLO.COM - Kita sadari bersama jika sektor ekonomi menjadi bagian yang paling terdampak pandemi corona.

Lalu manakah yang paling tergerus akibat dampak pandemi virus Corona?

Anak Umur 1,7 Tahun & Bayi 2 Bulan Jadi PDP, Begini Update Corona Solo 27 Mei 2020 Jelang New Normal

Berbagai analisis dari para ahli ekonomi tentu akan memberikan jawaban yang berbeda-beda.

Namun, jika dari pengamatan kacamata awam, salah satu sektor yang jelas sangat terpukul akibat penyebaran Covid-19 adalah sektor pariwisata.

Dengan langkah pencegahan Covid-19 berupa physical distancing dan mengindari kerumunan, sudah barang tentu sektor pariwisata sangat terbentur dalam sejak pandemi global ini karena kegiatan tersebut sering dijalankan dengan kerumunan orang atau massa.

Nasib bagaimana terpukulnya sektor pariwisata bisa dilihat di salah satu kota surganya hiburan dan rekreasi, Dubai. 

Di distrik Marina Dubai yang mewah, kapal pesiar putih ditambatkan ke dermaga, tertonggok tak bergerak, seperti nasib banyak perusahaan di balik industri gaya hidup mewah yang dihantam oleh krisis virus corona.

Kota sejuta kemegahan Dubai, Uni Emirat Arab.
Kota sejuta kemegahan Dubai, Uni Emirat Arab. (Dubai Tourism)

"Hampir 95 persen omset telah hilang," kata manajer perusahaan penyewaan kapal pesiar kepada AFP.

Ketika Uni Emirat Arab menghentikan semua penerbangan komersial dan memberlakukan jam malam yang ketat untuk membendung penyebaran virus COVID-19, bisnis perjalanan wisata mengering kerontang bak suasana terik di gurun Sahara.

Melansir laman Kontan/DW.com berjudul Dubai: Selamat Tinggal Kemewahan?, meski sumber minyak Uni Emirat Arab tidak sebanyak yang lain, Dubai memiliki sektor ekonomi yang paling beragam di kawasan Teluk, dan berhasil membangun reputasi sebagai pusat keuangan, perdagangan, dan pariwisata yang menarik sekitar 16 juta pengunjung per tahunnya.

Sektor jasa di kosmopolitan ini didorong oleh ratusan ribu orang pekerja asing, mulai dari pekerja migran yang super kaya hingga berpenghasilan rendah yang hidup di belakang layar kehidupan kelas atas.

Reaksi Pengelola Tol Solo-Ngawi PT Jasamarga Soal Wacana New Normal di Tengah Pandemi Corona

Akankah Dubai melupakan kemewahan?

Geliat ekonomi di Dubai membantu mereka menciptakan dan mengoperasikan kota yang penuh dengan distrik perkantoran berkilauan serta pusat perbelanjaan megah, resor super mewah dan tempat wisata unik seperti lereng ski dalam gedung dan bar di lantai 124 menara tertinggi di dunia, Burj Khalifa.

Sejauh ini, Uni Emirat Arab mencatat lebih dari 15.000 infeksi virus corona dengan 146 kasus kematian.

Beberapa tindakan pembatasan telah dicabut dan banyak bisnis yang sudah dibuka lagi.

Namun, untuk pengusaha dan karyawan, ketidakpastian masih membayangi mereka.

Halaman
123
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved