Solo KLB Corona

Update Corona Solo 15 Juni 2020 : 10 Hari Tak Ada Penambahan Pasien Positif, Tren Kesembuhan Naik

Dalam 10 hari berturut-turut Kota Solo nihil penambahan pasien positif corona.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Ilham Oktafian
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Berikut ini update jumlah pasien virus corona secara global per Senin (18/5/2020) pagi. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 Kota Solo tidak ada penambahan per Senin (15/6/2020).

Peniadaan penambahan kasus tersebut telah terjadi 10 hari berturut-turut sejak 5 Juni 2020.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih menyampaikan jumlah kumulatif kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 tetap tercatat 37 orang.

Ada 156 Janda Baru di Kota Solo Selama Pandemi, Pengadilan Agama Beri Penjelasan

Rinciannya, 24 sembuh, 9 rawat inap, dan 4 meninggal dunia.

"Tidak ada penambahan baru, mudah-mudahan tidak ada terus, sehingga segera berakhir," kata Siti.

Pakar Kesehatan UNS Solo Ini Beberkan Sejumlah Sebab yang Bikin Kasus Corona Boyolali Terus Meroket

1 diantara 24 pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang sembuh merupakan tambahan.

Pasien tersebut berasal dari Kelurahan Joyotakan, Kecamatan Serengan, Kota Solo.

"Sembuh tambah satu, anak dua tahun asal Joyotakan, mudah-mudahan ditambah kesembuhan-kesembuhan yang lain," tutur Siti.

"Sekarang, ada sembilan yang dirawat," tambahnya.

Sementara itu, jumlah kumulatif pasien dalam pengawasan (PDP) bertambah 1 menjadi 233 orang.

Permohonan Dispensasi Agar Bisa Kawin di Solo Meski Belum Cukup Umur Melonjak, Imbas Pandemi Corona?

Kabar baiknya, jumlah kumulatif PDP yang sembuh bertambah empat dan kini sejumlah 187 orang.

"Hari ini PDP baru satu, jumlah PDP dirawat hari ini adalah 12, kemudian yang sembuh 187, dan 34 meninggal dunia," jelas Siti.

Sedangkan, jumlah kumulatif orang dalam pemantauan (ODP) tercatat 638 orang.

Rinciannya, 14 rawat jalan, dan 624 selesai pemantauan.

"Mudah-mudahan secepatnya bisa memutuskan mata rantai, kondisi Solo kan di tengah, kita tetap harus hati-hati," kata Siti.

"Itu karena pergerakan ekonomi, budaya dan pendidikan di Kota Solo, jadi kita tetap harus waspada dan penerapan protokoler kesehatan harga mati," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved