Fenomena Gerhana Matahari Cincin
Di Kampung Halaman Presiden Jokowi di Solo, Gerhana Matahari Cincin Tak Bisa Dilihat, Ini Sebabnya
Gerhana yang terjadi pada Minggu (21/6/2020) pukul 15.14 hingga 15.23 WIB itu, hanya bisa dilihat di Kabupaten Sragen.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Fenomena langka gerhana matahari cincin (GMC) tidak bisa dilihat di kampung halaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kota Solo.
Proses tertutupnya cahaya matahari oleh bulan sehingga tidak semua sampai ke bumi yang terjadi pada Minggu (21/6/2020) pukul 15.14 hingga 15.23 WIB itu, hanya bisa dilihat di Kabupaten Sragen.
Kasi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Semarang, Iis Widya Harmoko menyampaikan fenomena tersebut memang hanya dapat diamati di beberapa daerah lantaran ada yang tidak masuk dalam peta magnitudo GMC.
"Fenomena gerhana matahari cincin akan terjadi di beberapa wilayah Jawa Tengah, 13 kota saja yang bisa melihat dengan jelas fenomena tersebut," kata Iis kepada TribunSolo.com, Sabtu (20/6/2020).
• Bacaan & Tata Cara Shalat Kusuf Gerhana Matahari Saat Pandemi,Kemenag Solo: Doa Mustajab Corona Usai
• Habis 2020, Gerhana Matahari Cincin Bakal Muncul di Sragen Tahun 2390, Tak Tertarik Menyaksikannya?
Untuk wilayah di Jawa Tengah yang terlewati jalur Gerhana Matahari Cincin meliputi, Semarang, Ungaran, Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Kudus, Jepara, Pati, Purwodadi, Sragen, Rembang, dan Blora.
"Untuk di wilayah Solo Raya, fenomena gerhana matahari cincin hanya dapat dilihat di wilayah Sragen, durasinya hanya 9 menit saja, tidak begitu lama," ucap Iis.
Fenomena gerhana matahari cincin, lanjut Iis, terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris.
Saat itu, piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari sehingga menyebabkan matahari akan tampak seperti cincin saat puncak gerhana.
Iis menjelaskan durasi waktu terjadinya gerhana matahari cincin di setiap daerah berbeda-beda.
"Di daerah Sragen, misalnya, durasinya hanya 9 menit itu karena berada di pinggir lintasan yang dilewati gerhana matahari cincin," jelas dia.
"Jadi semakin ke tengah lintasan, durasinya semakin lama, contohnya Rembang yang menjadi daerah paling lama kurang lebih 39 menit," imbuhnya.
Muncul 370 Tahun Sekali
Kepala Pusat Astronomi Assalam, AR Sugeng Riyadi mengungkapkan, gerhana matahari cincin biasanya terjadi setiap ratusan tahun sekali di tempat yang sama, sehingga jika terlihat jelas di Sragen maka menjadi sangat spesial.
"Kalau lewat lokasi yang sama, sekitar 370 tahun sekali, tahun 2023 akan ada lagi, lewat Indonesia Timur, Papua misalnya," ungkapnya kepada kepada TribunSolo.com, Sabtu (20/6/2020).