Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Wakapolres Karanganyar Diserang

Ditangani Densus 88 Antiteror, Penyerang Wakapolres Karanganyar Diduga Kuat Jaringan Bom Thamrin

"Prediksinya, mantan residivis (napiter) yang terlibat kasus bom Thamrin yang pernah ditangkap di Malang," tutur Tayyip.

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas mengangkat jenazah korban peledakan bom di pos polisi Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016). Ledakan bom yang disusul baku tembak yang dilakukan oleh 7 orang pelaku dengan korban tewas 3 orang dan 4 orang dilumpuhkan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Terduga teroris yang berinsial KW yang menyerang Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni asal Kabupaten Madiun Jatim diduga masuk jaringan bom Thamrin. 

Ya, aksi penyerangan yang sempat mengebohkan dunia karena ada sejumlah terduga teroris tewas meladakkan diri dan warga ikut menjadi korban pada Januari 2016 di sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Pengamat radikalisme dan terorisme, Tayyip Malik menduga pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar Kompol Busroni dan rombongan yang menyebabkan dua orang terluka saberan sajam semacam celurit termasuk dalam jaringan bom Thamrin. 

Update Kondisi Bripda Hanif dan Relawan yang Kena Celurit Saat Pelaku Serang Wakapolres Karanganyar

Polres Karanganyar Dijaga Ketat, Brimob Bersenjata Lengkap hingga Tim Penjinak Bom Pun Disiagakan

"Prediksinya, mantan residivis (napiter) yang terlibat kasus bom Thamrin yang pernah ditangkap di Malang," tutur Tayyip kepada TribunSolo.com, Senin (22/6/2020).

"Kalau memang benar, ia pernah ditangkap setelah bersembunyi di sebuah makam pada tahun 2016," tambahnya.

Namun Tayyip masih belum mengetahui motif pelaku melakukan penyerangan terhadap rombongan Wakapolres Karanganyar itu.

Yakni saat kegiatan susur Gunung Lawu dalam rangka HUT ke-74 Bhayangkara, Minggu (21/6/2020) sekira pukul 10.20 WIB.

"Saya belum tahu, melihat di beberapa aksi terbaru, target masih pihak kepolisian," ucap dia. 

"Target yang lain apa? belum terlalu signifikan, memang semua dialihkan ke situ (polisi)," imbuhnya menekankan. 

Menurutnya, itu dipicu lantaran beredarnya foto-foto yang melibatkan personel kepolisian saat giat di pintu masuk jalur pendakian via Cemoro Kandang, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar tersebut.

"Selama ini masih ada, misalnya beredar foto kepolisian, itu membuat semangat tinggi mereka melakukan balas dendam," kata Tayyip.

"Maka penting untuk tidak menyebarkan foto-foto itu, kalau sampai disebarkan itu bisa memunculkan potensi agitasi baru," papar dia. 

"Mereka bisa semakin semangat melakukan aksi balas dendam," tandasnya.

Densus 88 Antiteror Ambil Sampel Darah Ibu dari Terduga Penyerangan Wakapolres Karanganyar di Madiun

Buntut Penyerangan Wakapolres Karanganyar di Tawangmangu, 8 Saksi Telah Diperiksa oleh Polisi

Didatangi Densus 88 Antiteror

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri dibackup oleh Tim Inafis dan Satreskrim Polres Madiun mendatangi rumah di Perumahan Mojopurno, Kelurahan Munggut, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, pada Minggu (21/6/2020) sore.

Rumah tersebut merupakan rumah milik keluarga terduga teroris berinsial KW pelaku penyerangan Wakapolres Karanganyar, Kompol Busroni dan rombongannya Minggu (21/6/2020) sekira pukul 10.45 WIB.

Menebak Isi Kertas Misterius Milik Pelaku Penyerangan Wakapolres Karanganyar yang Turut Diamankan

Pelaku Penyerangan Wakapolres Karanganyar Tewas Ditembak, Identitas Masih Misterius

Kedatangan Tim Densus 88 Antiteror untuk mengambil sample darah ibu terduga pelaku P (74) untuk dicocokan dengan terduga pelaku.

"Kami hanya backup saja, yang memiliki kewenangan dari Densus 88," kata Kapolres Madiun, AKBP Eddwi Kurniyanto, Senin (22/6/2020).

Sementara itu, adik kandung KW, berinsial R, juga membenarkan rumahnya didatangi polisi dan mengambil sample darah ibunya.

Ia mengaku memiliki empat saudara kandung, dan satu di antaranya kakaknya berinisial KW

"Iya, ibu dimintai (sample darah) oleh tim inafis, untuk mencocokan DNA," ungkap dia.

Ia mengaku sudah lama tidak berkomunikasi dengan kakaknya tersebut.

Terakhir ia bertemu dengan kakaknya sekitar akhir tahun 2019. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved