Solo KLB Corona
Curhat Kakek Penabuh Gamelan Tuna Netra Solo yang Menganggur Karena Corona: Sudah Bekerja 32 Tahun
Pengrawit tuna netra Keraton Kasunanan Solo, Raden Tumenggung Sukarno Pandyodipuro (72) kini harus menghadapi nasib menganggur akibat pandemi Corona.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Agil Trisetiawan
Itu setelah ia kerap ikut serta dalam latihan dalang di Balai Agung yang berada di kawasan Alun-Alun Utara keraton.
Guru pedalangan di sana menawarkan Sukarno untuk bergabung menjadi Abdi Dalem.
• Sebelum Beraksi Jambret Nitendo Switch Nyangkut Pohon di Laweyan Konsumsi Pil Koplo
Sukarno pun mengirimkan surat lamaran dan 1980 menjadi waktunya magang.
"Tahun 1981, saya resmi menjadi abdi dalem," kata Sukarno.
Saat itu, Sukarno langsung didapuk untuk mengiringi tarian Bedaya Ketawang dan Srimpi.
"Awalnya saya tidak hafal secara utuh gending-gending Bedaya Ketawang, namun seiring waktu dan terus bermain, sedikit-sedikit hafal sampai sekarang," jelasnya.
Sukarno mengaku hanya butuh 2 sampai 3 hari menghafalkan gending-gending yang harus dimainkannya.
• Warga Klaten Nekat Temui Baim di Jakarta,Sempat Tak Izinkan Istri, Khawatir Terjadi Apa-apa di Jalan
Itu dengan catatan gending-gending telah diubah ke dalam bahasa braille.
"Kalau tidak ada, saya dibantu teman, teman itu akan membacakan gending-gending sambil saya menabuh," akunya.
Adapun, Sukarno hanya mendapat bayaran Rp 3330 saat awal menjadi abdi dalem Keraton Kasunanan Solo.
Ia mengaku itu masih bisa menghidupi kebutuhan keluarganya saat itu. (*)